SOLOPOS.COM - Para pengendara motor antre membeli Pertalite di SPBU Nglangon, Sragen Kota, Sragen, Senin (4/4/2022). (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, JAKARTA--Konsumsi BBM jenis Pertalite dengan real octane number (RON) 90 mengalami ketimpangan dengan keseluruhan total pembelian gasoline.

Ketimpangan konsumsi itu disebabkan karena perbedaan harga yang cukup lebar antara Pertalite dengan BBM nonsubsidi yang belakangan mengalami penyesuaian harga akibat fluktuasi di pasar dunia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penjabat sementara (Pjs.) Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan rata-rata konsumsi Pertalite secara nasional hingga Mei 2022 mencapai sekitar 80%.

Sementara itu, rata-rata konsumsi Pertamax hanya berkisar di angka 19%.

Ekspedisi Mudik 2024

“Secara nasional rata-rata konsumsi Pertalite hingga bulan Mei ini sekitar 80% dibandingkan total gasoline, sedangkan untuk Pertamax rata-rata di angka 19%,” kata Irto melalui pesan singkat, Jakarta, Selasa (24/5/2022).

Baca Juga: Siap-Siap, Beli Pertalite Ada Aturan Khusus

Kendati demikian, Irto memastikan, stok BBM itu relatif dalam kondisi yang aman.

Dia beralasan ketersediaan Pertalite dapat bertahan hingga 17 hari ke depan. Sementara solar dapat bertahan hingga 23 hari dengan asumsi data per 24 Mei 2022.

“Stok dalam keadaan aman semuannya, ketahanan stok Pertalite di 17 hari dan solar berada di atas 23 hari,” tuturnya.

Sejak awal April 2022, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah mengajukan rencana penambahan kuota solar subsidi sebanyak 2,28 juta kiloliter menjadi 17,39 juta untuk paruh kedua tahun ini kepada DPR.

Kementerian ESDM menambah kuota solar subsidi karena mengalami kelebihan kuota realisasi penyaluran sebanyak 9,49% periode Januari sampai Maret 2022 akibat peningkatan aktivitas pertambangan dan perkebunan.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tegaskan Tahan Pertalite, Ini Alasannya

Sementara itu, penambahan kuota Pertalite mencapai 5,45 juta kiloliter menjadi 28,50 juta kiloliter karena kelebihan kuota realisasi penyaluran sebesar 14% pada periode Januari sampai Maret 2022.

Sebelumnya, volume kuota Pertalite adalah 23,05 juta kiloliter dengan angka realisasi 6,48 juta kiloliter sampai dengan 2 April 2022, sehingga menyisakan 16,57 juta kiloliter.

Sementara itu, volume kuota solar subsidi sebanyak 15,10 juta kiloliter dengan realisasi penyaluran mencapai 4,08 juta kiloliter dan menyisakan 11,02 juta kiloliter pada APBN 2022.

Saat itu, Kementerian ESDM mencatat terjadi kelebihan konsumsi bahan bakar jenis Pertalite sebesar 14%, solar sebanyak 9,5%, dan minyak tanah sekitar 10,09%.

Belakangan, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta penambahan alokasi anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN untuk belanja subsidi dan perlindungan sosial.

Baca Juga: Harga Pertalite Rp7.650, Jokowi: Rakyat Harus Bersyukur

Penambahan anggaran dan kompensasi BBM sendiri mencapai Rp275 triliun. Pengajuan penambahan alokasi itu dibahas dalam Rapat Kerja Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Raker Banggar DPR) terkait persetujuan tambahan kebutuhan anggaran dalam merespons kenaikan harga komoditas. Raker itu berlangsung pada Kamis (19/5/2022) pagi.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Konsumsi BBM Timpang, Pertamina: Stok Pertalite di Level 17 Hari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya