SOLOPOS.COM - Grup musik Swaranabya yang terdiri atas Latri (vokal), Iwan (gitar akustik), dan Ipang (jimbe, biola, gitar, dan harmonika) tampil di Halaman Balai Soedjatmoko, Minggu (30/8/2015) malam. Mereka yang berasal dari Semarang merupakan penampil dalam acara Balada-Balada yang diadakan kali kedelapan. (Ayu Abriyani/JIBI/Solopos)

 

Konser musik Balada-Balada menarik minat penonton di Balai Soedjatmoko.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Solopos.com, SOLO – Puluhan orang menonton pertunjukan musik di Halaman Balai Soedjatmoko Solo, Minggu (30/8/2015) malam. Dari tiga penampil yang beraksi di panggung, penampil terakhir mendapat sambutan meriah dari para penonton yang mayoritas berusia 30 tahun ke atas.

Grup yang tampil terakhir itu menyebut diri mereka Swaranabya yang terdiri atas Latri (vokal), Iwan (gitar akustik), dan Ipang (jimbe, biola, gitar, dan harmonika). Mereka adalah grup musik akustik dari Semarang yang tampil dalam acara Balada-Balada yang diadakan kali kedelapan ini.

Saat itu, mereka menyanyikan lima lagu yang mayoritas berupa musikalisasi puisi. Pada lagu pertama berjudul Sungai Peradaban. Sang vokalis diiringi dengan alunan permainan gitar akustik dan jimbe.

Seusai menyanyikan lagu itu, Iwan menjelaskan jika syair lagu tersebut merupakan puisi dari penyair Aceh bernama Zubaidah Djohar. Lagu itu berisi tentang gambaran sebuah sungai di hutan yang airnya masih jernih dan tidak terkena kekotoran dunia.

Sedangkan lagu kedua berjudul Dinding yang Retak di Bulan Januari merupakan puisi dari Galih Pandu Adi dari Semarang. Disusul lagu berjudul Suicide atau bunuh diri yang menceritakan tentang seseorang yang dihantui masa lalu sehingga berpikiran untuk terus menyendiri. Lagu itu adalah salah satu lagu yang ada di dalam mini album mereka yang telah dirilis pada 2012.

Lagu ketiga, berjudul Bangun Tengah Malam. Sebelum menyanyikan lagu itu, Iwan mengatakan jika lagu itu berisi cerita seseorang yang suatu hari terbangun tengah malam.

Ia merasa akan kehilangan seseorang yang dicintainya. Syair lagu itu adalah puisi dari Irwan Bajang asal Jogja. Saat dinyanyikan, suara Latri yang melengking diiringi petikan gitar dan permainan biola dari Ipang yang membuat suasana semakin sendu.

Lagu berikutnya berjudul Hasrat yang diambil dari puisi seorang teman Latri bernama Titin dari Garut. Saat itu, Ipang memainkan harmonika.

Lagu terakhir diambil dari puisi Arif Fitra Kurniawan yang merupakan penyair dari Semarang. Lagu itu berjudul Yang Berhasrat Meminangmu Kekasihku. Ipang yang kembali memainkan jimbe membuat nuansa cengkok Arab yang dilantunkukan Latri semakin kental.

Penampilan mereka pun ditutup dengan tepuk tangan meriah para penonton. Saat itu, Latri yang memamerkan mini albumnya juga diserbu sejumlah penonton yang ingin membeli karya mereka.

Ditemui seusai tampil, Latri yang sehari-hari bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemerintah Provinsi Semarang itu mengatakan mini album yang dirilis berisi tiga lagu berjudul Suicide, Kembang Api, dan Ombak. Awal tahun depan, mereka akan merilis album baru berisi sekitar 10 lagu yang saat ini masih proses rekaman.

Latri pun bercerita tentang awal mula mereka terbentuk. Latri yang sudah menjadi penyanyi Solo dalam musikalisasi puisi, bertemu dengan Iwan pada 2010. Lalu, keduanya bertemu dengan Ipang pada 2012 dan membentuk Swaranabya.

Menurutnya, nama Swaranabya berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti suara yang ada di dalam pikiran. “Kami bertiga dengan profesi yang berbeda yakni mahasiswa, pegiat teater, dan PNS ingin mengeluarkan keinginan kami,” katanya.

Terkait konsep yang dibawakan, musikalisasi puisi dengan musik akustik itu awalnya tidak sengaja dimainkan karena sering diminta tampil dalam launching buku atau acara membaca puisi. “Ternyata, secara tidak langsung kami terus membawakan konsep itu sampai sekarang. Dan penampilan kami banyak diminati masyarakat,” tutur ibu dari empat anak itu.

Iwan, Ipang, dan Latri berharap ke depan mereka tetap kompak dan lebih dikenal secara nasional. Saat ini, beberapa lagu mereka sudah diunggah di Soundcloud dan diperkenalkan di Facebook dan jejaring sosial lainnya.

Sementara itu, Koordinator Acara, Irawan Wijayanto, mengatakan acara tersebut untuk menampung grup musik yang konsepnya balada.

“Kami juga menampung grup musik yang membawakan musikalisasi puisi dan konsep lainnya selain bertema lagu pop bertema percintaan,” katanya saat ditemui seusai acara, Minggu malam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya