SOLOPOS.COM - Bupati Karanganyar, Juliyatmono. (Solopos/Sri Sumi Handayani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Bupati Karanganyar, Juliyatmono, merumuskan konsep baru hajatan yang aman, tetapi masih bisa menggerakkan ekonomi pelaku usaha selama pandemi Covid-19.

Orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar menyampaikan itu saat berbincang dengan wartawan di ruang kerjanya, Senin (7/6/2021). Obrolan itu bermula dari fakta di lapangan bahwa penyelenggara hajatan masih belum melaksanakan protokol kesehatan (prokes) secara tepat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu prokes yang dilanggar, yakni menjaga jarak. Hal itu berkaitan penataan jarak antarkursi tamu undangan. Lantas, Bupati menceritakan kegundahannya saat menghadiri sejumlah hajatan beberapa waktu terakhir.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Sekolah Tatap Muka di Jateng Berpotensi Batal

“Saya hampir setiap hari mendapat undangan [hajatan]. Thermogun, cuci tangan pakai sabun disiapkan. Sudah bagus. Tetapi, duduknya tidak disiplin, tidak berjarak. Ada yang jarak antarkursi sudah diatur, tetapi makan dan minum pakai piring terbang. Waduh, buka masker,” kata dia.

Yuli mengaku menerima laporan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar perihal klaster hajatan muncul kembali beberapa waktu terakhir. Kondisi itu, membuatnya merenung dan melakukan introspeksi diri.

“Bisa jadi penyebabnya saat makan, minum. Awalnya semua bermasker tertib, bagus, jarak dikendalikan. Tetapi saat konsumsi keluar, mereka buka masker. Muncul potensi penularan [virus Covid-19],” tutur dia.

Politikus Partai Golkar itu mengusulkan konsep baru. Bukan banyumili seperti yang pernah diterapkan saat awal pandemi Covid-19. Tetapi, tamu undangan masih dipersilakan duduk di kursi yang telah disediakan dan mengikuti prosesi hajatan hingga selesai.

“Datang, duduk mengikuti prosesi acara. Tetapi tidak perlu menyuguhkan snack, minum, dan makan. Diganti, semua makanan dan minuman dikemas dalam kotak. Diserahkan saat pulang. Jadi kebutuhan batin penyelenggara hajatan terpenuhi karena didatangi tamu undangan. Pelaku usaha pendukung hajatan masih bisa dapat pemasukan. Masyarakat aman karena tidak membuka masker. Saya kira tidak akan lapar dan haus kalau hajatan hanya satu jam,” jelas dia.

Baca Juga: Mengungkap Legenda Paku Bumi di Balik Gunung Tidar Magelang

Bupati Karanganyar pernah menekankan forkopimca hingga pemerintah desa/kelurahan agar membantu pemerintah kabupaten mengedukasi dan memastikan masyarakat melaksanakan prokes saat menyelenggarakan hajatan. Hal itu disampaikan saat Bupati mengundang mereka pada rapat koordinasi secara virtual pada Kamis (3/6/2021).

“Disiplinkan lagi supaya orang betul-betul memperhatikan Covid-19 ini masih ada. Jangan lalai. Pak Camat punya data penyelenggara hajatan. Sebelum pelaksanaan itu diedukasi. Saat ini ada dua klaster menonjol, yakni rumah tangga dan hajatan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya