SOLOPOS.COM - Suasana di dalam Sasono Putro Kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kamis (23/3/2017). (M. Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)

Konflik Keraton Solo, PB XIII diisukan mengadakan acara kekancingan atau pembeliar gelar di Dalem Badran.

Solopos.com, SOLO — Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Paku Buwono (PB) XIII diisukan menggelar acara wisuda kekancingan atau pemberian gelar di Dalem Badran, Solo, Rabu (12/4/2017).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal itu dibantah Satgas Panca Narendra atau Tim Lima yang dibentuk PB XIII. Menurut Tim Lima, acara di Dalem Badran adalah upacara wilujengan nagari bukan pemberian gelar.

Anggota staf bidang eksternal Satgas Panca Narendra atau Tim Lima, K.P. Bambang Pradotonagoro, menegaskan tidak ada pemberian gelar dalam kegiatan tersebut. Dalam kegiatan itu, K.G.P.H.P.A. Tedjowulan dan PB XIII juga tidak hadir.

“Saya menjamin tidak ada. Silakan tanya ke Gusti Kanjeng Ratu Alit. Buktinya, saya enggak naik pangkat. Kalau ada tentu saya naik pangkat dong,” kata Bambang, saat ditemui wartawan di Ndalem Badran, Rabu.

Dalam acara tersebut hadir budayawan Yati Pesek. Menurut Bambang, kehadiran Yati Pesek memang atas undangan Tedjowulan. “Kehadiran Bu Yati [Yati Pesek] karena Panembahan [K.G.P.H.P.A. Tedjowulan] memandang jasa Bu Yati yang besar saat gempa Jogja. Jadi memang Bu Yati setiap kami punya giat selalu hadir,” terang dia.

Ia menjelaskan wilugengan nagari dipimpin Gusti Kanjeng Ratu Alit. Penyelenggaraan wilujengan nagari atau doa keselamatan negara sebagai respons atas perkembangan dan situasi politik Tanah Air yang tidak stabil.

“Maka digelarlah wilujengan nagari. Kenapa digelar di sini karena di Keraton seperti itu ya dan berdoa kan bisa di mana saja. Kami berharap tanggal 22 [acara tingalan jumenengan] bisa berjalan aman terkendali, enggak ada persoalan. Jangan sampai terjadi seperti yang sudah-sudah,” harap dia.

Mengenai persiapan tingalan jumenengan, Bambang mengatakan penari sudah latihan di Sasana Putra. Tim Lima berusaha keras supaya bisa menggelar jamasan pusaka. “Itu satu hal paling penting karena itu bagian dari proses tingalan jumenengan,” imbuhnya.

Terpisah, Ketua Eksekutif Lembaga Hukum Keraton Solo, K.P. Eddy Wirabhumi, mengatakan perihal penyerahan kunci Keraton telah berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah dan Polresta Solo. “Jangan sampai nanti kami yang bersama BPCB menjadi pelaku pelestarian, karena suatu kepentingan Keraton utamanya, malah dikriminalisasi. Jangan sampai juga malah menggunakan tangan BPCB,” ujar Eddy, saat ditemui wartawan di Keraton Solo, Rabu.

Ia khawatir Tim Lima yang memaksa meminta kunci mengulang kembali terjadinya pemindahan puluhan pusaka ke kediaman pribadi PB XIII. “Maka kami buat laporan ke polisi dan BPCB. Jadi isu ini harus dijadikan isu positif, baik BPCB maupun polisi harus bisa menarik kembali puluhan pusaka itu ke tempat semestinya,” kata Eddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya