SOLOPOS.COM - Acara khitanan adat Jawa sebagaimana diselenggarakan KGPH Dipokusumo di Sasana Mulya Keraton Solo dinilai Wali Kota FX Hadi Rudiyatmo merupakan potensi pariwisata budaya yang patut dikrmbangkan. (Muhammad Khamdi/JIBI/SOLOPOS)

Upacara khitanan sesuai adat Jawa yang megah sebagaimana digelar mantan pengagen parentah era Paku Buwono XII, KGPH Dipokusumo, di Sasana Mulya Kompleks Keraton Solo dipuji Wali Kota FX Hadi Rudyatmo layak dikembangkan sebagai potensi pariwisata andalam Kota Solo. (Muhammad Khamdi/JIBI/SOLOPOS)

SOLO — Pemkot Solo siap membantu upaya perbaikan sebagian bangunan Keraton Solo yang rusak. Upaya itu dinilai mendesak dilakukan sebagai langkah penyelamatan Keraton yang merupakan aset negara.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Saya tadi memang mengobrol dengan Sinuhun. Salah satu poin obrolan yakni revitalisasi bangunan Keraton supaya diselamatkan,” ungkap Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, saat ditemui wartawan di

, Sabtu (22/6). Pucuk pimpinan Keraton Solo dan pucuk pimpinan Pemkot Solo itu bertemu dalam upacara adat khitanan yang diselenggarakan mantan pengagen parentah era Paku Buwono XII, KGPH Dipokusumo, di tempat itu.

Dalam kesempatan tersebut, wali kota yang akrab disapa Rudy itu memberikan apresiasi atas gelaran khitanan sesuai adat jawa yang digelar Mas Dipo—sapaan akrab Dipokusumo. Menurutnya, acara khitanan semacam itu layak menjadi agenda tahunan yang diselenggarakan pada pertengahan tahun atau musim kenaikan kelas.

“Bisa jadi acara seperti ini akan menjadi agenda tahunan. Nanti kita koordinasikan dengan pencinta tradisi budaya dan budayawan. Penyelenggaraannya pada tanggal tertentu saat kenaikan kelas, yang mana acaranya dikemas dalam tradisi budaya Jawa dan Solo khususnya,” papar Rudy.

Menurut Rudy, berbagai acara hajatan yang menggunakan tradisi Jawa perlu dilestarikan. Sebab, hal itu merupakan bagian dari potensi pariwisata budaya. Dia mengutarakan hal itu bagian dari budaya wong Solo dan Indonesia pada umumnya.

Lagi pula, tambah Rudy, prosesinya tidak melanggar tatanan agama, doa-doa yang dilantunkan juga sesuai dengan keyakinan agama masing-masing. “Ini bisa menjadi tujuan pariwisata tentang budaya. Untuk itu, kita angkat kembali tradisi tetesan maupun supitan dengan menggunakan adat Jawa. Dan saya sendiri masih menggunakan tradisi seperti ini,” pungkas Rudy.

Dalam acara yang digelar di Sasana Mulya itu Mas Dipo mengkhitankan putra-putrinya, BRM Suryo Adhityo Nuswantoro, BRAJ Kusuma Maharani, BRAJ Gayatri Kusumawardhani dan BRAJ Kusuma Putri Saraswati. Selain dihadiri raja dan wali kota Solo, tampak pula di antara ratusan tamu undangan tersebut Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo serta dua pengusaha nasional asal Solo, BRAy Mooryati Sudibyo dan Santosa Dullah.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya