SOLOPOS.COM - Tukul Arwana. (Instagram/@tukul.arwanaofficial)

Solopos.com, SOLO-Kondisi terkini Tukul Arwana masih mengalami tekanan darahnya naik turun. Karena itu, pria yang mempopulerkan kalimat “Kembali ke laptop” ini harus mendapatkan pemantauan ketat dari tim dokter.

Kondisi terkini Tukul Arwana saat ini adalah dokter mencoba memberikan obat untuk menurunkan tekanan darah yang tinggi. Kendati demikian, pria yang ngetop berkat Empat Mata itu sudah mulai bisa merespons dengan anggota tubuhnya meskipun masih belum bisa diajak bicara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Karena kondisinya masih pascaakut, dan memang saat ini untuk tensinya itu ada target yang kita targetkan dan itu sudah diberikan obat anti hipertensi,” ungkap dr. Sardiana Salam, Sp.S,M.kes seperti dikutip dari Detik.com, Selasa (28/9/2021).

Saat dilarikan ke rumah sakit, Tukul Arwana ternyata mengalami hipertensi akut. Pembuluh darahnya pecah hingga mengalami pendarahan otak.

Baca Juga: Tukul Arwana Sempat Alami Hipertensi

Saat tiba di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), Rabu (22/9/2021), Tukul Arwana langsung mendapatkan tindakan medis. Tim dokter saling berkoordinasi hingga akhirnya memutuskan untuk mengoperasi Tukul Arwana.

“Sampai saat ini kondisi pemantauan di ruang semi intensif yaitu di ruang stroker unit, jadi memang tekanan darah terlihat masih naik turun. Jadi kadang-kadang stabil kadang-kadang tiba-tiba naik,” ujar dr. Sardiana salam, Sp.S,M.kes, saat konferensi pers secara virtual, Senin (27/9/2021).

“Jadi factor risk itu yang menyebabkan terjadinya stroke perdarahan ini adalah hipertensi. Jadi mungkin karena faktor yang disampaikan Mas Kimon [Manajer Tukul Arwana] tidak pernah medical check up jadinya tidak terdeteksi,” lanjut dr. Sardiana salam, Sp.S,M.kes.

Baca Juga:  Ikuti Jejak Mark Zuckerberg, Yuk Terapkan Frugal Living

Sardiana Salam menduga hipertensi yang dialami oleh Tukul Arwana sejak awal memang tidak diketahui oleh yang bersangkutan. Karena tidak pernah dicek sehingga kini menjadi fatal.

“Tapi pada saat vaksinasi kan dilakukan screening juga dan di situ sudah didapatkan memang tensinya sudah 160/100 tapi memang secara screening vaksinasi secara batasannya adalah 180/100. Kemungkinan ini hipertensinya yang memang tidak diketahui jadinya tidak terkontrol,” tutur dr. Sardiana salam, Sp.S,M.kes.

“Jadi mungkin kami menjelaskan riwayat yang tidak terdeteksi inilah yang ternyata hipertensi yang akhirnya menyebabkan pecah pembuluh darah yang menyebabkan stroke pendarahan yang luas,” tukas dr. Sardiana salam, Sp.S,M.kes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya