SOLOPOS.COM - Bupati Sukoharjo Ibu Etik Suryati (tengah) didampingi Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho S. SIK menyaksikan vaksinasi, Kamis (5/8/2021). (Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO – Kendati kasus Covid-19 di Sukoharjo turun, angka kematian akibat Covid-19 cenderung tinggi selama beberapa pekan terakhir. Hal ini menjadi perhatian serius dan tantangan pemerintah dalam menekan angka kematian.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Sabtu (21/8/2021), jumlah pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia pada Jumat (20/8/2021) bertambah lima orang. Jumlah akumulatif pasien positif yang meninggal dunia per kemarin sebanyak 771 orang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, mengakui angka kematian pasien Covid-19 di Sukoharjo masih tinggi. Permasalahan ini menjadi pekerjaan rumah yang harus ditangani secara tuntas.

Baca Juga: 3 Pesilat PSHT Kartasura Diserang Kelompok Misterius, 2 Di Antaranya Luka Kena Sabetan Sajam

“Angka kasus Covid-19 menurun. Begitu pula tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 juga turun. Hanya angka kematian Covid-19 yang masih tinggi,” kata dia, saat dihubungi Solopos.com, Sabtu.

Tak hanya di Sukoharjo, tingginya angka kematian Covid-19 juga terjadi hampir di setiap daerah di Jawa. Ada beberapa penyebab tingginya angka kematian Covid-19 yakni pasien positif terlambat mendapat perawatan. Saat kondisi kesehatan pasien memburuk baru dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan perawatan medis.

Selain itu, masih banyak masyarakat yang belum memahami saturasi oksigen. Apabila kadar oksigen di dalam darah rendah harus dipasok oksigen guna membantu pernapasan. “Sekarang permintaan oksigen medis jauh menurun dibanding saat lonjakan kasus Covid-19 pada pertengahan Juni-Juli. Pasien positif harus sering mengecek saturasi oksigen menggunakan oxymeter,” ujar dia.

Baca Juga: Peringati Hari Jadi Polwan Ke-73, Polres Sukoharjo Bagikan Sembako dan Masker

Evaluasi Sistem Kesehatan

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo itu menyatakan evaluasi penataan sistem kesehatan dilakukan guna menekan angka kematian Covid-19. Sistem kesehatan tak hanya berkaitan dengan RS, melainkan mulai dari sistem pelayanan kesehatan dasar dan lanjuta, obat-obatan, sumber daya manusia hingga pemberdayaan masyarakat.

Penataan sistem kesehatan tersebut diawali dengan layanan telemedicine bagi pasien positif yang menjalani isolasi mandiri di rumah. Layanan konsultasi dan pengiriman obat gratis secara dalam jaringan (daring) tersebut ditangani langsung anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo.

“Konsultasi dengan dokter melalui Whatsapp karena aplikasi perpesanan ini sangat familiar di kalangan masyarakat. Selesai konsultasi, dokter akan memberikan resep digital sesuai kondisi pasien. Hanya pasien kategori isolasi mandiri yang akan mendapatkan obat dan vitamin secara gratis,” papar dia.

Baca Juga: Permintaan Oksigen Medis di Sukoharjo Turun Drastis, Kasus Covid-19 Melandai?

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, menyatakan Pemkab telah menerima bantuan 120 konsentrator oksigen dari Pemkot Solo pada pekan lalu. Sebanyak 40 konsentrator oksigen telah dikirim ke RS UNS Kartasura. Sementara 80 konsentrator oksigen bakal disebar ke sejumlah rumah sakit dan puskesmas di Kabupaten Jamu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya