SOLOPOS.COM - Kondisi sisi belakang Pasar Kepek di Dusun Ngentak, Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon yang penuh sampah, Kamis (25/1/2018). (Rheisnayu Cyntara/JIBI/Harian Jogja)

Sampah berserakan, Pasar Kepek kumuh.

Harianjogja.com, BANTUL–Pasar Kepek yang berada di Dusun Ngentak, Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon terlihat kumuh. Pasalnya berbagai jenis sampah seperti plastik, kertas, maupun sisa dagangan para penjual berupa buah dan sayur yang busuk berserakan di sisi belakang pasar yang berada di Jalan Imogiri Barat tersebut. Padahal Bupati Bantul, Suharsono menargetkan program Bantul Bersih Sampah pada 2019 mendatang.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Pantauan Harianjogja.com, dua tempat sampah berukuran sembilan meter persegi yang ada tidak mampu menampung banyaknya sampah. Area seluas sekitar 100 meter persegi di pojok pasar itu dipenuhi sampah yang berceceran. Bau cukup menyengat pun tercium di area parkir yang berbatasan langsung dengan tempat pembuangan sampah. Apalagi saat musm hujan seperti sekarang ini. “Baunya mengganggu, di sini belum ada tempat sampah yang tertutup,” kata salah seorang petugas parkir, Yadi, Kamis (25/1/2018).

Yadi menyebut banyaknya sampah di bagian belakang pasar tersebut lantaran tempat sampah tidak hanya digunakan oleh pedagang tetapi juga warga sekitar. Menurutnya sedikitnya satu gerobak sampah dari kampung juga memberi kontribusi tumpukan sampah. Sehingga meski berada di dalam kompleks pasar, namun sampah juga berasal dari lokasi lain. “Ya kami tidak bisa melarang warga buang sampah di sini, karena pasar juga tidak punya pagar,” ucapnya.

Sementara itu, pengelola Pasar Kepek, Mangu mengakui selama ini tidak ada petugas khusus yang mengambil sampah pasar tersebut. Sampah-sampah itu diambil oleh warga sekitar dan pengepul. Sampah plastik biasanya diambil pengepul sampah, sedangkan sampah lain seperti dedaunan kering digunakan untuk bahan bakar warga yang memproduksi kerupuk. Namun saat musim penghujan seperti ini sampah tidak bisa langsung diambil karena harus menunggu kering. “Jadi sementara ya di-jereng [dibuka dan disebar] biar kering, baru diambil,” tuturnya.

Namun demikian Mangu mengklaim meski berbau, sampah tersebut tidak mencemari lingkungan lain. Termasuk sumber air di pasar tersebut yang menurutnya masih bersih. Oleh sebab itu, ia berharap ada bantuan dari pemerintah berupa tempat sampah yang tertutup. Seperti di beberapa pasar lain, menurutnya Pasar Kepek yang berstatus pasar desa itu juga membutuhkan tempat sampah terpadu dan tertutup. Sehingga saat musim hujan sampah tetap kering dan tidak menimbulkan bau menyengat.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Pengembangan Pasar Dinas Perdagangan (Disdag) Bantul Anjar Arintaka menyebut kewenangan pengelolaan pasar desa ada di tangan pemerintah desa setempat. Baik terkait retribusi pasar maupun hal-hal lainnya. Sehingga pihak Pemkab tidak bisa ikut campur dalam menatanya. “Makanya pemdes bikin perdes [peraturan desa] untuk mengatur pasar desa,” ucapnya. Lebih lanjut, ia menjelaskan total ada 34 pasar desa di kabupaten Bantul ini. Sementara, Disdag bertanggung jawab atas 32 pasar kabupaten yang ada di wilayah ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya