SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/dok)

Kondisi ekonomi saat ini sedang lesu menyusul melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika.

Kanalsemarag.com, SEMARANG-Jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah pada bulan Maret tahun ini bertambah 15.210 orang dibandingkan pada September 2014.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

“Pada Maret tahun ini jumlah penduduk miskin mencapai 4,577 juta orang atau meningkat dari jumlah 4,562 juta orang pada September 2014,” kata Kepala Bidang Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Erisman di Semarang, Selasa (15/9/2015).

Meski dari sisi jumlah meningkat, secara persentase penduduk miskin di Jateng tetap, yakni sebesar 13,58 persen dari seluruh jumlah masyarakat di Jateng.

Menurut dia, kenaikan jumlah penduduk miskin tersebut terjadi karena beberapa faktor salah satunya meningkatnya jumlah penduduk. Namun yang utama adalah tidak lepas dari menurunnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga sejumlah komoditas.

Sementara itu, untuk menghitung jumlah penduduk miskin tersebut, BPS menggunakan pendekatan kebutuhan dasar makanan dan nonmakanan. Hasilnya sejauh ini, peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan di antaranya perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.

Berdasarkan data BPS, pada bulan Maret tahun ini sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan sebesar 72,80 persen. Jumlah tersebut tidak jauh berbeda dengan penghitungan di bulan September 2014 yaitu sebesar 72,84 persen.

Untuk komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di daerah perkotaan maupun perdesaan pada bulan Maret 2015 adalah beras. Sedangkan untuk komoditas bukan makanan yang berpengaruh besar terhadap garis kemiskinan di daerah perkotaan maupun perdesaan adalah biaya perumahan dan bensin.

Erisman menyatakan, untuk mengurangi jumlah penduduk miskin, Pemerintah seharusnya memastikan ketersediaan seluruh komoditas di pasaran.

“Dengan ketersediaan barang yang mencukupi, maka harga tidak akan mengalami peningkatan. Dengan begitu daya beli masyarakat akan tetap terjaga,” katanya.

Beberapa komoditas tersebut khususnya untuk kelompok makanan yaitu beras. Menurutnya, kenaikan harga beras meskipun sedikit sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat dan berujung pada terjadinya inflasi tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya