SOLOPOS.COM - Ilustrasi KRL Solo-Jogja. (Solopos/dok)

Solopos.com, SOLO — Komunitas pengguna kereta rel listrik atau KRL Solo-Jogja meminta headaway atau jarak antarperjalanan kereta tersebut diperpendek, yang berarti frekuensi atau jadwal perjalanan ditambah.

Masukan dari pengguna KRL itu disampaikan dalam Refleksi dan Eksplorasi Satu Tahun Layanan KRL Solo-Jogja Bersama Komunitas yang digelar KAI Commuter di Hotel Swiss-Belinn Sari Petojo, Solo, Senin (7/3/2022) siang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebagai informasi, KRL Solo-Jogja telah beroperasi selama satu tahun pada Maret 2022. Sebanyak 2,2 juta penumpang dilayani transportasi publik itu selama setahun beroperasi.

Baca Juga: 1 Tahun KRL Solo-Jogja, KAI Commuter Terbitkan 250.000 Kartu Multi Trip

Perwakilan komunitas pengguna KRL Wilayah Jogja, Yusticia Ida, mengatakan headway pendek berkaitan dengan frekuensi perjalanan KRL Solo-Jogja. Artinya, apabila ingin memperpendek headway, konsekuensinya adalah menambah jadwal keberangkatan KRL.

“Sebagian besar anggota komunitas adalah penglaju yang bekerja, jadi bukan pengguna KRL untuk tujuan wisata. Sehingga kami menggunakan KRL setiap hari untuk pulang-pergi pada pagi dan sore hari. Bagaimana kalau jadwal KRL dimampatkan pada jam-jam tersebut, kemudian melonggarkan jadwal saat siang?” katanya.

Dua jadwal KRL Solo-Jogja yang paling banyak digunakan penglaju pada pagi hari adalah sekitar pukul 05.00 WIB dan pukul 06.00 WIB. Sedangkan pada sore hari lebih luwes mulai pukul 15.00 WIB.

Baca Juga: 5 Hal yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Naik KRL Solo-Jogja

Usulan lainnya dari pengguna KRL Solo-Jogja adalah penambahan jumlah gate keluar utamanya di stasiun-stasiun tertentu. “Jumlah yang terbatas membuat kerumunan karena pengguna berdesak-desakan saat akan keluar,” ungkapnya.

Hasil Survei

Senada, Perwakilan Komunitas KRL Wilayah Solo, Eko Indarto, mengatakan berdasarkan hasil survei yang dilakukannya sebanyak 40% penglaju menggunakan jadwal pukul 05.00 WIB, utamanya pekerja dari sektor perbankan, aparatur sipil negara (ASN), dan rumah sakit.

“Pilihan kedua adalah pukul 06.30 WIB, kemudian selanjutnya pukul 08.00 WIB. Karakter penglaju terbagi menjadi empat, yakni pekerja yang jam kerjanya dimulai di jam-jam tersebut, kemudian dari sektor pendidikan, sektor swasta, dan sektor informal. Mereka menjadi pengguna KRL karena kepastian jadwal,” ucapnya.

Baca Juga: Integrasikan BST-Feeder dan KRL Solo-Jogja, Begini Kesiapan Dishub Solo

Salah satu saran yang disampaikan adalah menerbitkan kartu pelanggan atau multitrip khusus untuk pengguna KRL Solo-Jogja, salah satunya bagi sektor pendidikan seperti mahasiswa atau dosen. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kementerian Perhubungan, Risal Wasal, mengatakan penambahan headway maupun memperpanjang rute perjalanan membutuhkan perhitungan.

“Bagaimana pola yang kami lakukan agar saat peak hour, pengguna KRL tetap terpenuhi waktunya, khususnya pekerja. Mereka yang mau ke Jogja, keretanya masih di Stasiun Palur, kan usulannya enggak masuk. Semua usulan akan kami pelajari, tapi keputusannya berdasarkan kajian dan kebutuhan,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya