SOLOPOS.COM - Puluhan PKL TSTJ Solo beraudiensi dengan wakil rakyat untuk menyampaikan aspirasi mereka yang hendak dipindah ke pasar tradisional. Audiensi berlangsung di Gedung DPRD Solo, Jumat (30/9/2022). (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Sekira 35 pedagang kaki lima atau PKL TSTJ (Taman Satwa Taru Jurug) melakukan audiensi dengan Ketua DPRD Solo, Budi Prasetyo, dan legislator Komisi II DPRD Solo yang membidangi perekonomian, Jumat (30/9/2022), di gedung DPRD.

Legislator Komisi II DPRD Solo yang menemui para pedagang ada Honda Hendarto selaku Ketua, serta Abdul Ghofar dan Wawanto selaku anggota. Sedangkan puluhan pedagang dipimpin oleh Sardjuni selaku ketua paguyuban.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam kesempatan itu, dia mengatakan para pedagang datang ke Gedung DPRD Solo untuk memohon bantuan agar eksistensi mereka di TSTJ bisa diperjuangkan. Menurut Sardjuni, sikap seluruh pedagang di TSTJ bulat ingin tetap berjualan.

Opsi yang ditawarkan manajemen Perumda TSTJ Solo bahwa para PKL akan dimasukkan ke pasar-pasar tradisional tidak bisa diterima. “Dengan hormat saya mohon kepada DPRD selaku wakil kami, untuk memperjuangkan eksistensi kami,” ungkapnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Sardjuni menyatakan para pedagang sebenarnya tidak bermaksud menghalangi rencana pembangunan TSTJ agar lebih bagus dan menarik. Para pedagang hanya tidak ingin disingkirkan atau dibuang dengan adanya proyek pembangunan itu.

Baca Juga: Legislator DPRD Solo Tak Setuju PKL TSTJ Dipindah ke Pasar Tradisional

“Kami tidak menghalangi pembangunan, Pak, kalau dalam arti disingkirkan untuk dibangun, tapi setelahnya kami masih bisa usaha, enggak apa-apa. Kami mendukung, bukan menolak. Tapi kami sakit hati apabila dibuang atau disingkirkan,” terangnya.

Penuturan senada disampaikan Coco, seorang PKL di TSTJ Solo. Menurutnya, tidak ada niat para pedagang untuk menghalangi pembangunan. Dia memberikan sejumlah catatan terkait program-program pembangunan dari Pemkot Solo.

DPRD Siap Memperjuangkan Aspirasi PKL TSTJ

“Pertama yang harus selalu menjadi pegangan yaitu memanusiakan manusia. Kedua, jangan lantaran karena pembangunan keindahan, dan program pemerintahan yang hanya dilihat dari satu sisi, Pemkot mengorbankan mereka yang lemah,” ujarnya.

Baca Juga: Emoh Dipindah ke Pasar Tradisional, PKL TSTJ Minta Audiensi dengan DPRD Solo

Selain itu yang paling mendasar, menurut Coco, ketika Pemkot Solo belum bisa menyejahterakan para pedagang, mestinya tidak mengambil apa yang menjadi hak pedagang. “Minimal jangan pernah mengambil yang menjadi hak teman-teman,” katanya.

Ketua Komisi II DPRD Solo Honda Hendarto mengatakan akan memperjuangkan apa yang menjadi aspirasi para PKL TSTJ. Menurutnya, selama ini Komisi II DPRD Solo tidak tahu sama sekali ihwal rencana pembangunan atau revitalisasi TSTJ.

“Selama ini kami tidak tahu sama sekali, karena memang tidak pernah ada pembicaraan tentang hal itu, demi Allah!” tegasnya. Honda mengatakan akan meminta pimpinan DPRD Solo untuk melayangkan surat ke manajemen TSTJ.

Baca Juga: 5 Pasar Tradisional Disiapkan Dinas Perdagangan untuk Memindahkan PKL TSTJ Solo

Surat itu kemungkinan akan ditembuskan kepada Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. “Saya kira jangan serta merta memindahkan [pedagang]. Kalau seperti itu berarti tidak menjalankan visi misi Wali Kota, UMKM Solo naik kelas,” tegasnya.

Honda melihat masuknya investor yang akan membangun TSTJ begitu megah seharusnya justru sebagai peluang untuk mewujudkan visi UMKM Solo naik kelas.

“Mereka para UMKM ayo dinaikkan kelasnya. Tadi dikatakan [pedagang] malah diusir, harus segera dikosongkan. Berarti ya direkturnya yang tidak bisa menjabarkan visi misi dari Wali Kota,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya