SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jika menilik Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata auténtik dimaknai sebagai dapat dipercaya, asli, tulen, atau sah. Istilah autentik inilah yang cocok saya pakai untuk memberi label kepada seorang murid yang tempo hari mengungkapkan kemarahannya.

Ekspresi yang tidak biasanya saya temukan di kelas. “Pak, bisakah saya minta waktu Bapak?”, demikian ia memulai pembicaraan dengan santun, sampai kemudian meledakkan ketidaksukaannya kepada saya sebagai guru. “Saya tidak suka dengan kata-kata Bapak di kelas yang seolah menuduh saya tidak gentle…” lanjutnya dengan nada meninggi.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Inilah salah satu pengalaman yang menarik, sepanjang dua puluh tahun menjadi guru. Murid mengungkapkan kemarahannya, tetapi tetap mau mendengarkan kata-kata gurunya. Murid yang bicara secara emosional dengan kemarahannya, tetapi terasa rasional dan mampu menjaga kalimat-kalimatnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Banyak buku dan teori dikemukakan untuk mendasari argumen-argumennya. Woow, dalam hati aku bangga menemukan karakter murid yang begitu kuat. Yang dia butuhkan hanyalah inspirasi yang menuntun nalarnya, sehingga anggapan-anggapan atau pendiriannya tidak sekadar teguh, tetapi juga benar. Murid demikian tidak ingin tampak baik-baik, meskipun menyimpan dendam. Atau  membungkuk-bungkuk di depan, sementara di belakang mengacungkan kepalan tangan. Toh, anak-anak semacam ini hatinya gampang tersentuh lewat penalaran.

Setelah lebih dari setengah jam mendengarkan dan bicara di sela-sela kalimat-kalimatnya yang cerdas, saya menyelidik bertanya tentang kenekadannya memarahi guru. Dia menyahut, “Meski bapak keras, saya berani karena yakin tidak dimarahi balik, tapi dibantu.”

Benar saja,  menuntun murid sama halnya memberikan rel untuk kereta pikiran-pikirannya agar mengarah pada tujuan hidup di masa depan; mendengarkan murid seperti memberikan arena untuk mempertontonkan keberaniannya. Setelah konteks pembicaraan dipahami relatif utuh, akhirnya, nada bicara merendah, wajah sumringah, kata maaf dan terima kasih yang  diungkapkan sebagai tanda hatinya yang lega.

Oleh sekolah murid dididik dalam suasana kebebasan, demi menjadi manusia yang bebas, yaitu mampu mengambil keputusan dan bertindak sesuai dengan hati nuraninya yang benar, tidak terbelenggu oleh gengsi, materi, atau kecenderungan untuk ikut-ikutan saja. Manusia yang bebas adalah manusia yang mandiri dan bertanggungjawab atas pilihan dan tindakannya. Ruang-ruang kebebasan mesti diciptakan untuk murid. Hal sederhana, mengenai pakaian seragam sekolah. Alasan pengenaan seragam oleh murid sepanjang pekan adalah agar tidak muncul kesenjangan antara yang miskin dan yang kaya. Akan tetapi, jika sepanjang minggu bebas tanpa seragam, di sana ada kesempatan bagi murid untuk memilih dan menunjukkan dirinya yang riil.

Ruang bagi murid untuk mengalami kesalahan penting pula diciptakan. Berbagai kesalahan murid ditempatkan dalam konteks sifat manusiawi. Acapkali berbagai kesalahan murid diletakkan dalam bingkai ancaman pada wibawa guru, melanggar aturan, dan tidak disiplin. Memberikan ruang kebebasan dan kesempatan berbuat salah berarti berani pula terus-menerus mengajak murid untuk merefleksikan setiap pengalaman. Yang lebih berat lagi adalah usaha keras bersedia memaafkan dan menimbang-nimbang untuk tidak begitu saja menyalahkan murid. Betapa gampang menyalahkan dan menimpakan setiap kesalahan kepada murid sebagai biang utama. Semakin hilang dari pengalaman hidup para murid kesempatan untuk menunjukkan keberanian menanggung risiko, konsekuen, dan dituntunkan cara berpikir yang lurus.

Pengalaman dalam pendidikan menunjukkan bahwa pertumbuhan hanyalah mungkin terjadi pada pribadi-pribadi yang autentik. Kosmetik, kepura-puraan, bahkan penuh simulatif hanya akan menjadikan anak-anak kita kelak sebagai sosok yang mudah terbawa arus masyarakat. Tentu saja, para guru mesti lebih dulu menjadi pribadi autentik demi bisa menuntun murid-murid. **

St. Kartono

Guru SMA di Jogja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya