SOLOPOS.COM - Wayang kulit koleksi Museum Radya Pustaka, Solo diangin-anginkan di teras museum beberapa waktu lalu. Kegiatan sebagai bentuk perawatan dan pemeliharaan itu sekaligus dalam rangka menyambut HUT ke-120 museum itu. (dok Solopos)

Wayang kulit koleksi Museum Radya Pustaka diangin-anginkan di teras museum beberapa waktu lalu. Kegiatan sebagai bentuk perawatan dan pemeliharaan. (dok Solopos)

Solo (Solopos.com)--Koleksi museum Radya Pustaka Solo belum semua terdata di Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah (Jateng).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Jika hal tersebut terus dibiarkan, dikhawatirkan akan memperpanjang deretan panjang kasus raibnya aset bernilai tinggi museum tertua di Nusantara itu.

Aktivis kebudayaan Solo, Sarjono menegaskan agar Pemkot Solo segera mendata ulang koleksi Radya Pustaka dan mendaftarkan ke BP3. Menurutnya, pendaftaran koleksi Museum Radya Pustaka ke BP3 sangat penting guna memperoleh perlindungan yang lebih optimal dari pemerintah.

Tanpa pendaftaran di BP3, imbuhnya, maka koleksi berharga Museum Radya Pustaka akan sangat rentan hilang dan dipalsukan oleh pihak yang tak bertangungjawab. “Dan inisiatif pendaftaran itu mestinya datang para kurator museum,” jelasnya saat ditemui Espos di Museum Radya Pustaka Solo, Minggu (21/8/2011).

Tak terkecuali sejumlah wayang yang telah teridentifikasi keasliannya, pihaknya mendesak agar Tim Lima segera mendaftarkan wayang-wayang tersebut ke BP3. Sebaliknya, sejumlah wayang-wayang yang terbukti palsu juga segera disikapi dengan melaporkan ke polisi guna pengusutan lebih lanjut. “Sebab, ini kasusnya sama dengan raibnya arca-arca dulu. Jadi, harus bisa ditemukan,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komite Radya Pustaka, Sanyoto saat ditanyai hal itu mengaku baru sebatas memastikan bahwa koleksi musem Radya Pustaka telah tercatat di BP3 Jateng. Namun, mana saja yang telah terdata, kapan pendataannya, pihaknya mengaku tak tahu secara pasti. “Ya mestinya sudahlah. Ini kan museum tua,” jelasnya singkat.

Hingga saat ini, Sanyoto mengaku masih menanti perintah dan arahan dari Walikota Solo, Joko Widodo menyikapi temuan sejumlah wayang Radya Pustaka yang dinyatakan palsu. Sebab, pihaknya hingga saat ini belum menerima hasil investigasi dari Tim Lima. “Saya tahunya ya baru dari koran itu,” paparnya.

Soemarni Wijayanti, salah satu pegawai museum Radya Pustaka kepada Espos menjelaskan bahwa BP3 pernah melakukan pendataan ulang atas keberadaan koleksi museum Radya Pustaka setelah kasus pencurian arca terbongkar tahun 2007 silam. Namun, pendataan itu pun hanya sebatas pada sejumlah benda-benda arkeolog, seperti patung arca. “Karena sebagian besar anggota BP3 memang ahli di bidang itu. Kalau naskah dan wayang masih sedikit pakarnya,” jelasnya.

Pegawai yang mengabdi sejak era Mbah Hadi tersebut memastikan bahwa belum semua koleksi Radya Pustaka terdata sepnuhnya. Pendataan naskah kuno salah satunya, kata dia, saat didata dulu tim hanya punya waktu lima hari. “Sehingga, pendataan belum selesai. Untung, kami dibantu oleh Nancy C Florida, sejarawan Jawa asal Belanda,” jelasnya. Begitu pun dengan pendataan wayang, pihaknya tak yakin telah terdata semuanya mengingat keterbatasan keahlian personel BP3 di bidang wayang.

(asa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya