SOLOPOS.COM - Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto secara virtual hadir dalam acara, Ekspor Perdana Dengan Feeder Khusus, di Pelabuhan Panjang, Provinsi Lampung, pada Minggu (29/8/2021). (Istimewa)

Solopos.com, LAMPUNG – Pertanian merupakan sektor kedua setelah industri pengolahan yang konsisten tumbuh selama pandemi Covid-19. Bahkan pada triwulan II 2021 mencatan pertumbuhan 0,38 persen dan memberikan sumbangsih cukup besar dalam perekonomian nasional.

Hortikultura menjadi salah satu subsektor pertanian yang berpotensi didorong untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Juga ekonomi daerah, ekonomi nasional, dan mampu meningkatkan devisa negara melalui ekspor.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dibandingkan dengan 2019, ekspor hortikultura pada 2020 meningkat sebesar 37,75 persen atau senilai USD 645,48 juta. Peningkatan ekspor ini didominasi oleh komoditas buah-buahan. Karena selama pandemi Covid-19 nilai realisasi ekspor buah-buahan sebesar USD 389,9 juta. Atau meningkat 30,31 persen dibanding tahun 2019. Adapun tujuan utama ekspor buah-buahan yakni China, Hongkong, Malaysia, Arab Saudi, dan Pakistan.

“Dalam masa pandemi Covid-19 ini, permintaan buah-buahan dari dalam negeri maupun luar negeri meningkat tajam. Hal ini menjadi peluang yang besar bagi pelaku usaha dan petani buah-buahan,” ujar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto secara virtual hadir dalam acara, Ekspor Perdana Dengan Feeder Khusus di Pelabuhan Panjang, Provinsi Lampung, pada Minggu (29/8/2021).

Baca juga: Hasil Riset ISEI: Ekonomi Indonesia Tahun Ini Lebih Baik

PT Great Giant Pinnaple yang mendorong korporasi petani melalui kemitraan dengan pola Creating Shared Value. Akan secara rutin melakukan ekspor canned pineapple dengan sejumlah 350 TEUs atau setara dengan 6.300 ton per pekan. Melalui rute Panjang – Singapura dengan tujuan akhir ke Amerika dan Eropa.

Namun menggeliatnya aktivitas ekonomi di beberapa negara mengakibatkan tingginya biaya freight. Juga terbatasnya jumlah kontainer kosong, hingga kelangkaan equipment dan space di kapal. Hal ini terjadi akibat infrastruktur pelabuhan masih berupaya mengantisipasi kenaikan mendadak permintaan angkutan laut.

Baca juga: Menko Airlangga: Kolaborasi Jadi Kunci Pemulihan Ekonomi Nasional

Pasar Ekspor Pertanian

Kolaborasi bisnis yang dapat memperluas jaringan usaha juga dapat memberikan perubahan positif. Karena secara tidak langsung memaksa pelaku bisnis untuk keluar dari zona nyaman ke arah perubahan yang lebih baik. Kolaborasi antara PT Great Giant Pinnaple dengan Meratus Line merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kendala-kendala logistik yang ada.

“Saya mengucapkan selamat kepada PT Great Giant Pineapple dan Meratus Samarinda atas kerjasama yang dilakukan. Yakni melayani ekspor dari Provinsi Lampung dengan rute reguler Panjang – Singapura. Sehingga pengiriman ekspor pertanian menjadi lebih lancar dan mendorong berkembangnya perusahaan shipping line nasional berkolaborasi dengan perusahaan swasta. Mengingat bisnis ekspor di Indonesia 95 persen melalui laut,” ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso yang hadir secara langsung pada acara tersebut.

Baca juga: Menjaga Martabat Pekerja Ekonomi Digital

Turut hadir dalam acara tersebut, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Corporate Affairs PT Great Giant Pineapple Welly Soegiono. Chief Exceutive Officer PT Meratus Line Farid Belbouab, Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis PT IPC TPK Pelabuhan Panjang, David Sirait. Juga Asisten Deputi Fasilitas Perdagangan Tatang Yuliono, Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional Erwin Raza. Serta Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Yuli Sri Wilanti.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya