SOLOPOS.COM - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (kedua dari kanan) dalam penutupan Kongres IV PAN di Badung, Bali, Senin (2/3/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rosa Panggabean)

KMP VS KIH menjadi berbeda arah setelah PAN memutuskan untuk mendukung pemerintah Jokowi-JK.

Solopos.com, SLEMAN — Ketua Majelis Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menilai bergabungnya PAN ke pemerintah sebagai rangkulan maut. Jika tidak berdampak pada koalisi yang lebih besar untuk bangsa, PAN diminta untuk menarik diri dari pemerintah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Amien Rais bercerita bahwa pada Selasa (1/9/2015) malam, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyampaikan kepadanya terkait rencana pertemuan dengan Presiden Jokowi. Ketika itu, Amien mengingatkan langkah itu sebagai jangka pendek saja, tapi harus menjadi titik awal menuju koalisi yang besar.

Jika bergabungnya PAN ke pemerintah dapat memadu kekuatan politik bangsa untuk menghadapi krisis ekonomi, katanya, tentu harus disyukuri. Karena Presiden Jokowi bersama Koalisi Indonesia Hebat (KIH) ditambah PAN sekalipun tak akan mampu memikul beban krisis ekonomi saat ini.

“Pak Jokowi tak sehebat Bung Karno, itu pasti, menangnya juga menang tipis dengan Pak Prabowo kemarin. Jangan berjuang sendiri karena masalah tak semudah itu [penyelesaiannya],” kata Amien Rais dalam konferensi pers di kediamannya Sawitsari, Condongcatur, Depok, Sleman, Kamis (3/8/2015).

Tetapi jika bujukan pemerintah terhadap PAN dengan iming-iming kursi menteri, kata Amien Rais, berarti sedang ada usaha memecah belah kekuatan politik dan mengindikasikan panggung politik lebih runyam. Mengingat Partai Golkar dan PPP pecah, rangkulan pemerintah pada PAN dinilai Amien bisa menjadi rangkulan maut.

“Saya takut ada pihak luar yang memecah belah kita. Saya pikir tidak ada salahnya, kalau ini tidak ada koalisi yang lebih besar lagi, sebaiknya PAN menarik diri, tidak perlu malu,” kata Amien.

Amien Rais juga mengkritik reshuffle Kabinet Jokowi-JK yang dianggapnya tidak berdampak. Dia meminta reshufle kedua tidak hanya menjadi tambal sulam dan berakibat lebih buruk lagi. Terlebih, jika menteri yang dipasang hanya kualitasnya tidak jelas. “Ada KW satu, KW dua,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya