SOLOPOS.COM - Foto viral klepon tidak Islami. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO - Dua politikus senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid dan Tifatul Sembiring turut mengomentari fenomena "Klepon Tidak Islami". Keduanya menyebut fenomena yang berawal dari gambar meme tersebut adalah fitnah.

Salut! 2 Bocah Kakak-Adik Ini Jualan Klepon Keliling Alun-Alun Karanganyar Demi Bantu Orang Tua

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) menyarankan pihak yang menganggap Kue Klepon tidak Islami lebih giat mengaji dan memperpanyak wisata kuliner. "Tiba-tiba ”klepon” dan tidak Islami?! Ngaji lagi yuk, juga wisata kulinernya diperbanyak," kicau HNW menggunakan akun Twitter @hnurwahid, Selasa (21/7/2020).

HNW menyatakan bahwa Kue Klepon merupakan makanan tradisional yang digemarinya. Bahkan, lanjutnya, ketika rapat mingguan pimpinan PKS, Kue Klepon menjadi hidangan yang selalu ada. "Klepon itu manis & gurih, malah bisa jadi gambaran Islam yang manis & gurih," tuturnya.

Heboh, Beredar Poster Klepon Tak Islami

Menurutnya, bergulirnya isu Kue Klepon tidak Islami merupakan propaganda untuk mengalihkan isu krusial di Indonesia. Selain itu, dia menilai isu Kue Klepon tidak Islami cenderung memecah belah bangsa. "Jadi? Lagi ada skenario pengalihan isu? Atau adu domba?," pungkasnya.

Kata Tifatul Sembiring

Tifatul Sembiring sedikit berbeda dari HNW. Tifatul mengatakan kehebohan klepon yang dianggap bukan jajanan islami mirip seperti propaganda Partai Komunis Indonesia (PKI).

Melalui akun Twitter-nya @tifsembiring, politikus yang gemar membuat pernyataan kntroversial itu menduga isu klepon bukan jajanan islami sengaja dibuat untuk memojokkan ulama dan umat muslim.

Paspampres Pengawal Gibran Ditambah Seusai Amankan Rekomendasi Cawali Solo?

"Dilihat modusnya, isu "Klepon Islami" itu persis cara propaganda PKI memojokkan Islam dan ulama dari zaman baheula," kata @tifsembiring via Twitter.

Menurutnya, cara kerja yang demikian mirip dengan propaganda PKI di masa lalu. Ia menilai ada oknum yang sengaja menggiring isu tersebut seolah dibuat oleh umat muslim.

"Seolah konten dibuat kalangan Islam, padahal pihak komunis yang memproduksinya agar bisa mengolok, mem-bully Islam dan ulama. Gampang dibaca. Setuju, lur?" lanjutnya.

Klaster Nakes dan Tahu Kupat Solo Dominasi Kasus Positif Covid-19 Karanganyar

Cuitan itu pun segera mengundang reaksi beragam dari warganet. Melalui kolom reply, warganet mulai mengeluarkan berbagai pendapat terkait cuitan Tifatul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya