SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengobatan alternatif. (Freepik)

Solopos.com, KLATEN — Sebelas tahun lalu, tepatnya pada 23 Maret 2011, Solopos.com menurunkan berita tentang praktik pengobatan nonmedis atau pengobatan alternatif di Desa Granting, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang memakan korban.

Peristiwa itu membuat warga sekitar gempar. Salah satu pasien, Saimin, 43, warga Dusun Bometen, Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten meregang nyawa pada Selasa (22/3/2011) siang. Saimin meninggal sesaat setelah dadanya disayat pisau untuk menjalani terapi alternatif.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Informasi yang dihimpun Solopos.com kala itu, Saimin mengeluhkan sakit di sekujur tubuhnya sejak dua pekan lalu hingga tak bisa berjalan. Buruh harian lepas itu telah berulangkali memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan di Klaten dan Boyolali. Namun, hasilnya nihil.

Baca Juga : Makan Korban di Sragen, Pengobatan Sangkal Putung Bisa Digugat?

Pihak keluarga berniat memeriksakan Saimin kepada warga Desa Granting, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Ratin Purnomo Suranto, 55. Salah seorang warga yang dianggap pintar.

“Saimin sebenarnya mau dibawa ke rumah sakit lagi. Tapi, pihak keluarga tiba-tiba membawanya ke dukun,” terang Sugeng Widodo yang kala itu menjabat sebagai Ketua RW 008 Desa Ngandong saat berbincang dengan wartawan, Rabu (23/3/2011).

Sugeng bersama rombongan keluarga dan kerabat pasien mengaku setengah tak percaya terhadap pengobatan yang dilakukan Ratin. Salah satu penyebabnya, mereka melihat secara langsung dada Saimin saat disayat pisau. Sayatan horisontal sebanyak tiga ruas tanpa pengaman.

Baca Juga : Kisah Pilu Bocah Sragen Diamputasi: Tukang Pijat hingga Sangkal Putung Kerap Jadi Jujugan

3 Sayatan di Dada

“Sebelum dimulai, ada ritual membakar minyak sebanyak 20 jenis botol. Proses pengobatan dilakukan terbuka di rumah dukun serta disaksikan keluarga pasien,” terangnya.

Sayatan pertama, kata Sugeng, berada di dada bagian atas sepanjang 3 cm. Sayatan kedua di bagian atas pusar sepanjang 15 cm, dan sayatan ketiga di bagian bawah pusar sepanjang 10 cm. Pada sayatan ketiga itulah, lanjut Sugeng, rombongan keluarga dan kerabat pasien menyaksikan hal aneh.

Baca Juga : Terungkap! Ini Pasien Pertama Pijat Mak Erot

Mereka melihat dengan mata telanjang bahwa muncul sejenis benda berbentuk bulat seukuran kelereng. Benda itu berada di dalam tubuh Saimin. “Benda itu lantas diambil oleh keluarga pasien. Katanya, pasien diserang mahluk jahat sehingga benda aneh itu harus diangkat,” ceritanya.

Keluarga dan kerabat pasien semakin dibuat terheran-heran ketika luka sayatan di tubuh Saimin tiba-tiba menghilang tanpa bekas seusai pengobatan. Anehnya lagi, cerita Sugeng, pasien dalam kondisi sadar dan tak mengalami sakit sama sekali saat menjalani pengobatan.

“Setelah benda aneh itu diambil, kami sekeluarga pulang sekitar pukul 13.00 WIB. Namun, tak seberapa lama, Saimin meninggal di rumah,” kisahnya.

Baca Juga : Aksi Panggil Malaikat dan Nabi Dikritik, Ningsih Tinampi Minta Maaf

Atas peristiwa itu, keluarga pasien melaporkan orang yang dianggap pintar tadi, Ratin Purnomo Suranto, ke Polres Klaten. Hingga berita ini ditulis saat itu Ratin ditahan di Mapolres Klaten sebagai saksi untuk dimintai keterangan.

Pihak Polres kala itu belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut atas peristiwa maut itu. “Kami masih melakukan penyelidikan dulu,” kata Kapolres Klaten yang saat itu dijabat oleh AKBP Agus Djaka Santosa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya