SOLOPOS.COM - Klaster Tarawih di Sambirejo Sragen Meluas, 1 RT Lockdown. (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN – Satu lingkungan rukun tetangga (RT) di wilayah Desa/Kecamatan Sambirejo, Sragen, di-lockdown sejak Selasa (4/5/2021). Hal ini terjadi setelah muncul klaster tarawih di lingkungan setempat.

Klaster ini diawali penemuan seorang imam masjid dan dua orang anaknya terkonfirmasi positif Covid-19. Seorang imam masjid itu diketahui positif Covid-19 setelah menjalankan salat tarawih di luar wilayah Sambirejo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari kasus klaster tarawih tersebut, Puskesmas Sambirejo melakukan tracing dan menemukan sebanyak 32 warga kontak erat.

Dari penelusuran tracing pula diketahui salah satu anak dari imam masjid itu juga mengajar atau guru mengaji di taman pendidikan Alquran (TPA). Puskesmas Sambirejo merencanakan untuk pemeriksaan rapid test antigen terhadap 26 anak TPA di Puskesmas Sambirejo pada Kamis (6/5/2021).

Baca juga: Muncul Klaster Tarawih di Sambirejo Sragen: Imam Masjid & Guru TPA Positif Covid-19

Penjelasan tersebut diungkapkan Kepala Desa Sambirejo, Suparjo Jojon, didampingi Bayan Sambirejo Haryanto saat berbincang dengan wartawan di sela-sela sosialisasi protokol kesehatan di lingkungan RT yang di-lockdown, Rabu (5/5/2021).

“Awalnya hanya ada satu orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan sekarang dirawat di rumah sakit, W, yang kebetulan imam masjid. Setelah itu dilakukan tracing terhadap 10 orang warga yang ikut salat tarawih bersama Pak W. Dari hasil tracing itu diketahui anak kandung dan anak menantunya ikut positif. Kemudian dilakukan tracing lanjutan terhadap 22 orang anggota jemaah masjid dan keluarga,” ujar Suparjo.

Baca juga: 1 Warga dari Klaster Layatan Sambirejo Sragen Meninggal

Atas dasar itulah, Suparjo mengambil kebijakan untuk lockdown lingkungan satu RT di sekitar masjid itu sejak Selasa sampai 10 hari ke depan. Selama lockdown kehidupan keluarga satu RT sebanyak 65 keluarga itu ditanggung Pemerintah Desa (Pemdes) Sambirejo.

“Kami sudah menyiapkan bantuan sembako dan bahan makanan lainnya senilai Rp350.000 per keluarga untuk kebutuhan hidup selama 10 hari lockdown. Agar tidak terjadi klaster baru, kami terus sosialisasi muter dari kampung ke kampung. Soalnya ada kasus warga meninggal dunia di beda dukuh dengan kondisi hasil rapid test antigen reaktif,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya