SOLOPOS.COM - Tenaga kesehatan (nakes) baru saja mengecek kondisi warga yang menjalani isolasi di tempat isolasi terpusat (isoter) Gedung PGRI Wonogiri, Rabu (11/8/2021). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Penularan Covid-19 di pondok pesantren (ponpes) di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, kembali terulang. Kali ini penularan terjadi saat pelaksanaan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Wonogiri yang seharusnya ponpes tak boleh menggelar kegiatan pesantren.

Klaster ponpes tersebut mengakibatkan 10 santri yang sejak beberapa lama mengikuti kegiatan pesantren terinfeksi Covid-19. Mereka menjalani isolasi di tempat isolasi terpusat (isoter) Gedung PGRI Wonogiri, sejak Rabu (4/8/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Rabu-Kamis (11-12/8/2021), 10 orang yang terpapar Covid-19 merupakan santri Ponpes Muhammadiyah Ngadirojo. Ponpes tersebut terintegrasi dengan SMA Muhammadiyah 1 Wonogiri.

Baca juga: Gayeng! Bakul Bakso Wonogiri Ini 5 Hari Gowes dari Tangerang, Demi Apa?

Santri ponpes bersangkutan merupakan siswa SMA tersebut. Santri menyebut ponpes tempat mereka belajar dengan nama SMA Muhammadiyah 1 Wonogiri kampus II atau Sekolah Muhammadiyah Berasrama (SMB). Pihak sekolah sekaligus pengasuh menyebutnya sebagai Ponpes Muhammadiyah Ngadirojo.

Salah satu santri yang menjalani isolasi di tempat isoter, Mu, 17, menginformasikan awalnya santri yang isoter sebanyak 10 orang. Beberapa hari kemudian ada satu temannya yang dinyatakan sembuh karena hasil tes polymerase chain reaction (PCR) negatif Covid-19, sehingga dibolehkan pulang, Selasa (10/8/2021) lalu. Hingga Rabu ada sembilan santri yang masih isolasi.

Baca juga: Meninggal Berurutan, Pasangan Tua di Klaten Ini Dikubur di Satu Lubang

Kegiatan Tatap Muka

Remaja itu mengaku sebelumnya dia dan 19 temannya mengikuti kegiatan pesantren tatap muka di ponpes baik pada tahun ajaran 2021/2022 yang baru saja dimulai maupun 2020/2021. Sebelum PPKM darurat hingga kini, santri mengikuti pembelajaran secara tatap muka dari pagi hingga siang. Seiring berjalannya waktu pihak ponpes membuat kebijakan hanya menggelar kegiatan pesantren (kegiatan berbasis keagamaan) tatap muka dari pagi hingga sore.

“Suatu ketika teman saya [Mc] sakit demam kaya masuk angin, tapi beberapa hari kemudian sembuh. Selanjutnya ada teman lainnya yang sakit juga, lama-lama teman-teman lain dan saya ikut sakit. Lalu Rabu [pekan lalu] kami dites Covid-19 dan hasilnya positif selanjutnya dibawa ke sini [tempat isoter Gedung PGRI],” ucap Mu.

Dia melanjutkan, kegiatan pesantren hanya diikuti santri kelas XI. Sementara, santri kelas X menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ). Selama di ponpes santri beristirahat di suatu ruangan. Mu tak mengetahui temannya, Mc, tertular Covid-19 dari mana. Setelah terjadi penularan Covid-19 kegiatan pesantren dihentikan. Teman-teman Mu yang tak terpapar Covid-19 saat ini masih berada di ponpes.

“Saat berkegiatan pengajar maupun siswa [santri] mengenakan masker dan selalu jaga jarak,” ucap Mu.

Baca juga: Masih Bingung? Ini Beda Gejala Covid-19 dan Flu/Pilek Biasa

Hingga Rabu secara akumulasi tercatat ada 60 orang yang menjalani isoter. Delapan orang lainnya telah keluar dari tempat isoter. Lima orang dirujuk ke RSUD Soediran Mangun Sumarso Wonogiri untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sementara, tiga lainnya sudah pulang setelah dinyatakan sembuh. Warga yang isoter hingga hari itu sebanyak 52 orang yang terdiri atas 31 laki-laki dan 21 perempuan.

Orang tua salah satu santri saat mengirim makanan di tempat isoter, Ra, tak menyangka anaknya terpapar Covid-19. Selama ini anaknya mengikuti kegiatan di ponpes Wonogiri iu berjalan lancar tanpa ada permasalahan. Hingga suatu ketika dia mendapat kabar anaknya terpapar Covid-19 dan dibawa ke Gedung PGRI untuk isolasi. Ra berharap anak dan teman-teman anaknya segera sembuh sehingga bisa pulang.

Baca juga: Achmad Zaky, Pengusaha Asal Sragen Jadi Orang Terkaya di Indonesia, Total Hartanya Rp4,7 Triliun

Tanggapan Kemenag Wonogiri

Terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri, Cahyo Sukmana, saat dimintai konfirmasi, Kamis, memastikan tak pernah mengizinkan ponpes menggelar kegiatan pesantren baik selama PPKM maupun sebelumnya.

Kantor Kemenag juga tak pernah menerima surat izin/permohonan pelaksanaan kegiatan pesantren dari ponpes di Wonogiri. Menurut dia, pihak ponpes sudah paham bahwa hingga saat ini tidak boleh menggelar kegiatan pesantren di ponpes, baik pembelajaran umum maupun pembelajaran berbasis keagamaan.

“Sesuai aturan, ponpes yang ingin menggelar kegiatan pesantren harus meminta izin kepada kami. Kalau ada yang mengajukan izin pada masa ini tidak mungkin diizinkan, karena ketentuannya secara jelas melarang ada kegiatan pesantren sementara ini,” kata Cahyo saat dihubungi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya