SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona varian delta. (Bisnis-LIPI)

Solopos.com, KLATEN — Satu kasus positif Covid-19 dari klaster pabrik garmen di Kecamatan Prambanan, Klaten, meninggal dunia. Karyawan itu meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri di kamar indekosnya pada 17 Juni 2021.

Dari kejadian itu lah, Pelaksana Tugas (Plt) Camat Prambanan, Klaten, Puspo Enggar Hastuti, mengaku baru mengetahui adanya kasus Covid-19 di pabrik garmen itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kami tahunya pada 17 Juni 2021. Ada warga melaporkan ada orang pingsan di indekos. Jadi dia berasal dari luar kota wilayah, Jawa Barat, dan tes PCR secara mandiri. Hasilnya positif kemudian isolasi mandiri di indekos. Kemudian dia pingsan dan meninggal dunia,” kata Puspo saat wawancara dengan Solopos.com, Senin (5/7/2021).

Baca Juga: Muncul Klaster Pabrik Garmen Di Prambanan Klaten, 148 Karyawan Positif Covid-19

Dari kejadian itu, Puspo kemudian panggil manajemen perusahaan untuk mengetahui kondisi sebenarnya di internal perusahaan tersebut. Sejak awal, perusahaan maupun pemilik indekos tempat karyawan yang meninggal itu tidak melapor ke satgas Covid-19 atau puskesmas.

Satgas Covid-19 Kecamatan Prambanan baru tahu setelah ada laporan mengenai karyawan yang pingsan di indekos itu dari warga. Hingga Senin (5/7/2021), total ada 148 karyawan yang positif  Covid-19 di klaster pabrik garmen Prambanan, Klaten, itu.

Karyawan Positif Covid-19 Isolasi Mandiri

Total jumah karyawan pabrik tersebut mencapai 1.700 orang dan berasal dari berbagai daerah. Seluruh karyawan yang positif Covid-19 menjalani isolasi mandiri. Pabrik tetap beroperasi meski ada karyawan yang positif Covid-19.

Baca Juga: Plt Camat Wedi Klaten Meninggal Positif Covid-19, Kantor Kecamatan Ditutup 3 Hari

“Berawal dari karyawan tidak enak badan kemudian melakukan tes antigen secara mandiri dan hasilnya positif. Kemudian dari perusahaan melakukan tracing kepada 480 orang dan hasilnya sekitar 54 orang positif antigen,” kata Puspo.

Puspo menuturkan sudah berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Klaten mengenai munculnya klaster Covid-19 di pabrik garmen wilayah Prambanan itu. Kesimpulannya, perusahaan wajib menyediakan tempat isolasi terpusat khusus bagi karyawan pabrik yang positif corona.

“Kami dampingi mencarikan. Dari tiga lokasi alternatif, perusahaan memilih salah satu gedung SD untuk tempat isolasi terpusat,” jelasnya.

Baca Juga: Duh! Kasus Kematian Pasien Covid-19 di Klaten Stabil Tinggi, Lebih dari 10 per Hari

Puspo juga menuturkan saat ini ada kekhawatiran dari warga sekitar pabrik terkait persebaran Covid-19 di lingkungan pabrik itu. Atas kekhawatiran tersebut, manajemen diminta tak mengizinkan karyawan yang masih bekerja keluar pabrik saat jam istirahat.

Kekhawatiran Masyarakat Sekitar

“Masyarakat sekitar pabrik mulai waswas, khawatir mereka ikut tertular karena saat jam istirahat itu biasanya karyawan banyak yang membeli makanan di luar pabrik. Akhirnya kami rapat bersama Disperinaker, Satpol PP, Puskesmas, dan Dinkes. Kami memberikan penegasan dan wajib diikuti perusahaan agar saat jam istirahat pintu gerbang ditutup, tidak boleh ada karyawan keluar pabrik,” jelasnya.

Tim Ahli Satgas Penanganan Covid-19 Klaten, Ronny Roekmito, mengatakan banyaknya karyawan pabrik yang terpapar virus corona disinyalir lantaran protokol kesehatan tak diterapkan secara ketat di lingkungan perusahaan.

Baca Juga: Nekat Buka Saat PPKM Darurat, 14 Panti Pijat di Klaten Ditutup Satgas Covid-19

“Memang sangat cepat penularannya. Kemungkinan di dalam pabrik terlalu rapat. Termasuk saat jam makan siang itu tidak ada pengaturan pembatasan sehingga interaksi masih ada,” jelasnya.

Ronny mengakui saat ini belum ada penutupan sementara aktivitas atau bagian-bagian tertentu di pabrik. Namun, manajemen pabrik sudah diminta segera menerapkan protokol kesehatan ketat.

“Kami menunggu laporan dari Disperinaker yang menganalisis apakah dari manajemen bisa memperbaiki atau mengendalikan kasus Covid-19 ini atau tidak. Sementara ini, saat jam istirahat pintu gerbang ditutup. Karyawan diminta membawa makanan sendiri dari rumah,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya