SOLOPOS.COM - Akses keluar masuk warga Kamlung Ngadipiro, Grajegan, Ngadipiro, Tawangsari, Sukoharjo, ditutup sementara waktu. Foto diambil beberapa hari lalu. (Istimewa/Kades Grajegan)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Sebanyak 40 warga Kampung Ngadipiro, Desa Grajegan, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo, terkonfirmasi positif Covid-19 yang diduga dari klaster hajatan.

Dari 40 warga itu, 36 warga tinggal di wilayah RT 001/RW 004, sedangkan empat warga lainnya tinggal di RT berbeda namun masih satu kampung. Selain itu, 48 warga lainnya kini tengah menunggu hasil tes swab karena menjadi kontak erat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Akses ke kampung tersebut telah ditutup sejak Jumat (25/6/2021). Kades Grajegan Mujiyono mengatakan munculnya kasus positif corona klaster hajatan di wilayah Ngadipiro, Tawangsari, Sukoharjo, itu bermula saat salah satu warga sakit dengan gejala demam, batuk, dan pilek.

Baca Juga: Langgar Prokes, 2 Panitia Turnamen Badminton Di Kertonatan Sukoharjo Dijatuhi Sanksi

Kemudian warga itu dites swab antigen dan hasilnya reaktif. Satgas Covid-19 tingkat desa selanjutnya melakukan tracing termasuk riwayat perjalanan warga bersangkutan.

"Dari hasil tracing dan melihat riwayatnya ternyata warga ini sebelumnya ikut rewangan tetangga yang menggelar hajatan. Hajatan ini digelar sebelum terbitnya Surat Edaran Bupati yang baru mengenai larangan menggelar hajatan," jelasnya kepada Solopos.com, Senin (28/6/2021).

Hasil Tracing Pertama

Selanjutnya tim Satgas Covid-19 melakukan tracing terhadap kontak erat dari kasus positif klaster hajatan di Tawangsari, Sukoharjo, itu. Hasil tracing pertama diketahui ada 40 warga yang positif.

Baca Juga: Ratu Live Music Solo Baru Sukoharjo Disegel Satpol PP, Ini Alasannya

Enam di antaranya bergejala dan dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19. Dari 40 warga itu, 36 warga seluruhnya tinggal di satu lingkungan RT termasuk pengantin dan keluarga penyelenggara hajatan pernikahan yang juga positif corona.

Empat warga lainnya yang positif corona tinggal di RT berbeda dan berdekatan. Kemudian, ia menambahkam Satgas Covid-19 melakukan tracing kembali kepada kontak erat lainnya. Sebanyak 48 warga menjalani tes swab dan kini masih menunggu hasil tes usap tersebut.

Guna menekan persebaran virus Corona dan memaksimalkan tracing terhadap klaster hajatan tersebut, Satgas Covid-19 menutup akses menuju Kampung Ngadipiro, Tawangsari, Sukoharjo. Namun penutupan ini tidak bersifat lockdown wilayah.

Baca Juga: 2 Hajatan Nikah di Grogol Sukoharjo Dikukut Satgas Covid-19, Keluarga Pengantin Di-Swab

Pemerintah Desa Bentuk Posko PPKM Mikro

Tidak semua warga hasil swabnya positif. Yang jelas, terkait penutupan kampung itu pemerintah desa sudah membentuk tim dan Posko PPKM Mikro. Tugas tim mendistribusikan logistik bagi warga yang isolasi sekaligus memantau agar mereka tetap di rumah.

"Sebagian besar warga isolasi mandiri. Yang jelas penutupan itu agar warga yang isolasi tidak ke mana-mana sehingga kasus tidak menyebar," tuturnya.

Camat Tawangsari, Sukoharjo, Joko Windarto mengatakan kasus positif Covid-19 klaster hajatan di wilayah Ngadipiro, Grajegan, masih mungkin bertambah karena tracing masih terus dilakukan. Satgas Covid-19 Kecamatan Tawangsari sudah meminta agar warga menjalani tes swab.

Baca Juga: Sukoharjo Zona Merah, Pengawasan Penyembelihan Hewan Kurban Diperketat

"Rata-rata isolasi mandiri. Kami sudah minta isolasi mandiri harus dipantau ketat," katanya.

Ia mengingatkan warga untuk meningkatkan kepatuhan dalam melaksanakan protokol kesehatan. Seperti memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan rajin mencuci tangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya