SOLOPOS.COM - Ilustrasi pandemi Corona. (Detik.com)

Solopos.com, SOLO – Kasus penularan Covid-19 klaster pondok pesantren kembali muncul di Kota Solo, Jawa Tengah. Sebanyak 39 santri pondok pesantren di Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, dievakuasi ke Asrama Haji Donohudan setelah terkonfirmasi positif Covid-19.

Para santri itu baru saja kembali ke ponpes setelah mudik Lebaran beberapa waktu lalu. Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengatakan saat ini tengah dilakukan tracing kepada puluhan santri lain maupun pengajar yang diketahui sempat berkontak dengan mereka yang positif Covid19 tersebut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Para santri di Solo yang positif Covid-19 itu kini menjalani isolasi terpusat di Asrama Haji Donohudan sejak Senin (7/6/2021). Kegiatan belajar mengajar di lingkungan itu dihentikan sementara.

Baca juga: Ojo Sembrono Mesum, Kebun Teh Kemuning Dipasangi CCTV

Ekspedisi Mudik 2024

“Kemungkinan karena libur Lebaran itu pada pulang, kemudian balik lagi. Kami sudah menyemprot lingkungan pondok dengan desinfektan. Semuanya tanpa gejala atau asimtomatik. Kalau bergejala, tentu akan langsung dibawa ke rumah sakit (RS). Ekornya masih terus kami tracing,” kata dia, kepada Solopos.com, Selasa (8/6/2021).

Ahyani menyampaikan munculnya klaster ponpes di Solo tidak berpengaruh terhadap rencana pembelajaran tatap muka (PTM) pada 12 Juli 2021 mendatang.

Baca juga: Parah! Zona Merah Covid-19 di Jateng Bertambah Jadi 8 Kabupaten

Klaster Ponpes Solo

Klaster pondok pesantren pernah muncul sebelumnya di Kelurahan Kauman, sekitar dua bulan lalu. Satgas lantas melakukan karantina wilayah di lingkungan pondok guna menekan penularan. Selain santri, pengajar pondok juga diketahui ikut tertular.

“Pencegahan penularan ya, tetap protokol kesehatan. Kalau dari bepergian jangan terus berinteraksi. Karantina mandiri dulu. Hasil 39 orang ini dari 65 yang dilacak. Mereka enggak berkontak dengan lingkungan sekitar, sehingga tracing hanya di lingkungan pondok,” jelasnya.

Baca juga: 8 Curug Eksotis di Desa Wisata Ketenger Banyumas Suguhkan Keindahan Serupa di Swiss

Munculnya klaster ponpes tersebut bakal menjadi bahan evaluasi Surat Edaran (SE) Wali Kota Solo tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada pekan depan.

Ia menyebut santri di ponpes tak hanya berasal dari Soloraya, tetapi juga daerah pantai utara dan Jawa Timur. Sragen pun masuk daerah zona merah sehingga belum diketahui sumber awal penularan klaster tersebut.

“Ini baru tracing lapis pertama. Kami tetap memperluas tracing. Laporannya agak telat, notifikasinya baru 2-3 hari lalu. Ini adalah klaster ponpes kedua di Solo,” ungkap Ahyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya