SOLOPOS.COM - Anggota Dewan Pertimbangan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Sukoharjo, Choirul Rus Suparjo (tengah), menyampaikan klarifikasi terkait kasus meninggalnya pesilat remaja di Trangsan, Gatak, Sabtu (11/7/2020). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Kasus meninggalnya pesilat remaja asal Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, Faizal Adi Rangga, 15, memasuki babak baru. Pengurus Persaudaraan Setia Hati Terate atau PSHT Sukoharjo menyatakan Faizal bukan anggota PSHT Sukoharjo.

Hal ini diungkapkan anggota Dewan Pertimbangan PSHT Sukoharjo, Choirul Rus Suparjo. Choirul mengaku ada dualisme kepemimpinan di tubuh organisasi pencak silat tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemukulan saat latihan yang dilakukan pelaku terhadap pesilat remaja Sukoharjo itu bukan ajaran PSHT.

Hasil Swab Covid-19 di RSUD Wongsonegoro Keliru, Pria Semarang Ini Gagal terbang ke Balikpapan

“Kami keberatan jika latihan pencak silat di Gatak yang berujung maut merupakan bagian latihan PSHT Sukoharjo. Ada organisasi lain yang mengatasnamakan PSHT dengan memakai seragam hitam dengan lambang bunga terate. Ada dualisme kepemimpinan sesuai hasil parapatan luhur [Parluh] 16 dan 17. Bisa dikatakan ilegal karena bukan resmi anggota PSHT,” kata dia saat jumpa wartawan, Sabtu (11/7/2020).

Choirul menyebut pemukulan saat latihan yang dilakukan sembilan pelaku terhadap pesilat remaja Sukoharjo tersebut murni kasus penganiayaan. Dalam ajaran pencak silat PSHT, latihan fisik dan mental harus mengedepankan kesiapan fisik pesilat.

10 Perguruan Pencak Silat di Sragen Kembali Dikumpulkan, Ada Perusakan Tugu Lagi?

Pesilat Tak Siap Tidak Boleh Dipukul

Apabila kondisi fisik pesilat belum siap maka tak boleh ada pemukulan di bagian tubuhnya. “Saya pun jika kondisi fisik tak siap bakal terjatuh jika dipukul. Memang ada latihan untuk meningkatkan kebugaran tubuh namun kondisi fisik harus benar-benar prima,” ujar dia.

Selama masa pandemi Covid-19, latihan pencak silat diliburkan untuk mencegah persebaran pandemi Covid-19 di Sukoharjo. Ada beberapa pesilat yang menggelar latihan namun harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Kisah Rehan, ABK Asal Wonogiri yang Bergerak dengan Badan Tengkurap

Lebih jauh, Choirul menyampaikan kasus meninggalnya pesilat remaja di Gatak menjadi pembelajaran semua pihak. “Kasus ini mirip kasus di Banjarsari, Solo. Kasus ini menjadi pembelajaran bagi aparat penegah hukum dan masyarakat. Jangan sampai terulang lagi di masa pandemi Covid-19,” papar dia.

Sebelumnya, aparat kepolisian telah menangkap sembilan pelaku yang diduga terlibat menyerang Faizal saat latihan silat. Enam pelaku di antaranya masih di bawah umur, sementara tiga pelaku lain sudah dewasa. Pemukul pesilat remaja Sukoharjo itu telah ditahan di Mapolres Sukoharjo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya