SOLOPOS.COM - Bupati Karanganyar, Juliyatmono (kiri) melihat dan mencicipi produk olahan warga saat mendapat pendampingan dari mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) UNS periode Januari-Februari di Pendapa Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Kamis (18/2/2016). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

KKN UNS Solo, mahasiswa UNS Solo mengkritik infrastruktur jalan di Karanganyar.

Solopos.com, KARANGANYAR–Mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengkritik infrastruktur jalan dan semangat warga berwirausaha.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka menilai kondisi infrastruktur jalan rusak mempengaruhi minat orang berkunjung ke Karanganyar. Padahal Karanganyar melimpah potensi agrowisata, seperti jambu biji merah di Ngargoyoso dan durian di Jumantono. Selain itu, mereka khawatir usaha rumah tangga yang dusah dirintis selama KKN tidak akan berlanjut.

Pernyataan itu disampaikan salah satu perwakilan mahasiswa KKN, Edwin Fahrul Arifin. Edwin melaporkan hasil evaluasi KKN periode Januari-Februari. Sebanyak 212 mahasiswa UNS Solo dan enam mahasiswa Universitas Khairun Ternate melaksanakan KKN di Kecamatan Jumantono, Ngargoyoso, Tawangmangu, Tasikmadu, dan Jaten.

Ratusan mahasiswa itu membantu warga berwirausaha sesuai potensi masing-masing. Seperti, pembuatan tepung pongge durian dan produk olahan lain berbahan pongge di Desa Genengan, Jumantono; membuat sirup dan selai tomat di Desa Puntukrejo, Ngargoyoso; dan pembuatan koya bawang putih di Desa Bandardawung, Tawangmangu; dan lain-lain.

“Tetapi, kami melihat minat masyarakat berwirausaha kurang tinggi. Banyak potensi di desa tapi masyarakat kurang meng-eksplore. Lalu akses jalan antar dusun itu rusak. Paling parah itu jalan menuju kebun jambu biji merah di Ngargoyoso. Tidak ada tempat pembuangan akhir [TPA],” tutur Edwin saat membacakan hasil evaluasi KKN, Kamis (18/2/2016).

Koordinator Kabupaten Karanganyar untuk KKN UNS, Hendro Saputro, juga menyayangkan sejumlah pemangku wilayah kurang memahami aset dan potensi wisata di wilayah masing-masing. Bahkan, dia menerima laporan sebagian besar produk yang dahulu pernah berjalan saat KKN itu tidak berlanjut.

“Ketika mahasiswa pulang, warga kehilangan sosok penggerak. Harapan kami pemangku wilayah itu dapat memahami dan mengetahui potensi di wilayah masing-masing,” tutur dia saat memberikan sambutan.

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menyampaikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) akan menindaklanjuti hasil evaluasi KKN. Bupati mengakui bahwa sejumlah akses jalan butuh perbaikan. Pemkab sedang memproses melalui lelang. Di sisi lain, Bupati berpesan mahasiswa UNS agar menciptakan lapangan pekerjaan setelah menyandang gelar sarjana.

“Kalau TPA tidak di setiap kecamatan. Kami menyarankan warga menimbun sampah organik. Kalau sampah anorganik dibawa ke Buran Tasikmadu untuk diolah menjadi bahan bakar minyak. Kami sudah memiliki perencanaan untuk potensi di masing-masing kecamatan,” tutur Yuli, sapaan akrab Juliyatmono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya