SOLOPOS.COM - Viral medsos rekaman video nenek-nenek dipaksa menjadi pengemis. (Instagram.com-Lambeturah)

Kisah tragis Supini yang dipaksa mengemis di Semarang berawal dari kepergiannya dali Grabag, Magelang, lima tahun silam.

Semarangpos.com, MUNGKID — Kisah tragis Supini, 92, nenek-nenek yang menjadi viral di media sosial (medsos) karena disuruh menjadi pengemis, berawal dari kepergiannya meninggalkan kampung halamannya, Dusun Ngaran, Desa Ngasinan, Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng), sejak sekitar lima tahun silam.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kebeberadaan Supini di Kota Semarang baru diketahui keluarga, Senin (6/3/2017) malam. “Kemarin seorang perangkat Desa Ngasinan datang di rumah memberitahukan kejadian tersebut. Bibi saya itu sudah lima tahunan tidak pernah kembali,” ungkap salah seorang keponakan Supini, Muh. Sukeni, 58, di Magelang, Selasa (7/3/2017).

Ia menuturkan Supini dulunya pedagang material bangunan bagi warga yang membutuhkan. “Kalau ada orang yang membutuhkan, bibi ngedrop barangnya. Terus yang saya ketahui dia juga pernah berjualan buah-buahan di Pasar Karangayu, Kota Semarang,” kisahnya lebih lanjut.

Sukini yang belakangan terungkap melakoni kisah tragis sebagai pengemis di seputaran RSUP dr. Kariadi, Kota Semarang itu tidak memiliki anak. Sedangkan, suaminya telah lama meninggal dunia. Bahkan di kampung halamannya, Supini tidak memiliki rumah.

“Oleh karena itu, jika ingin menjemput, saya harus berembuk dulu dengan sesama keponakan sebaiknya bagaimana nantinya. Kalau sudah ada hasilnya, kami diminta menyampaikan kepada kepala desa,” katanya.

Ia mengatakan pernah ada yang datang di rumahnya menyampaikan kabar jika Supini pernah mengalami kecelakaan dan dirawat di RSUD Ketileng Kota Semarang, namun saat itu Sukeni tidak bisa ke sana karena sedang repot menjelang Lebaran.

“Dulu ada yang datang meminta saya untuk tanda tangan di RSUD di Ketileng, tetapi karena menjelang Lebaran saya sedang repot banyak kebutuhan juga sehingga saya tidak bisa ke sana,” katanya.

Camat Grabag Labaika Nugroho mengatakan bersama muspika dan kepala desa telah bertemu dengan keponakannya, Sukeni. Berdasarkan informasi dari keponakannya tersebut, yang bersangkutan tidak mempunyai suami dan anak.

“Supini masih penduduk Desa Ngasinan karena belum pernah mengurus pindah. Yang bersangkutan juga sering pergi dari rumah,” katanya.

Menyinggung penanganan selanjutnya, dia mengatakan permasalahan tersebut sudah dikoordinasikan dengan dinas sosial dan akan melakukan komunikasi dengan keluarga untuk kejelasan nasib nenek-nenek dengan kisah tragis yang sempat menjadi viral medsos itu selanjutnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya