SOLOPOS.COM - Kondisi Mbah Jinem, 70, yang wajahnya terkena kanker ganas. (Istimewa/Dok. Sukarelawan Boyolali)

Seorang nenek-nenek di Boyolali nyaris kehilangan wajahnya karena kanker.

Solopos.com, BOYOLALI — Nasib Mbah Jinem, 70, warga Desa Sari Mulyo RT 003/RW 001 Kemusu, Boyolali, sungguh tragis. Sudah sebatangkara, ia juga menderita penyakit berbahaya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Nenek sebatang kara itu terserang kanker ganas yang menggerogoti wajahnya hingga nyaris tak berbentuk. Informasi yang dihimpun Solopos.com, Selasa (17/10/2017), kanker ganas itu menyerang Mbah Jinem sejak lebih sembilan tahun lalu.

Penyakit tersebut mula-mula hanya berupa benjolan kecil seperti tahi lalat. Lalu, benjolan tahi lalat itu disudet Mbah Jinem. Setelah itu, lukanya terinfeksi.

Lambat laun, luka itu terus membengkak selama bertahun-tahun. Sampai saat ini, luka yang membengkak itu telah menutupi wajahnya, terutama di bagian hidung dan mata.

“Luka itu pernah dioperasi, tapi belum berhasil. Sekarang malah terus membesar. Dokter memvonis penyakit itu adalah kanker,” jelas Subarjo, sukarelawan Boyolali yang meninjau ke rumah Mbah Jinem belum lama ini saat ditemui Solopos.com, Selasa (17/10).

Kondisi luka Mbah Jinem saat ini kian memprihatinkan. Selain luka yang terus tumbuh besar, Mbah Jinem juga kerap merintih kesakitan.

Untuk mengurangi rasa nyeri, Mbah Jinem diberi obat pereda nyeri oleh sukarelawan yang peduli. “Kemarin para sukarelawan yang datang membelikan obat pereda nyeri selain makanan pokok,” paparnya.

Karena kondisi penglihatannya yang buta, Mbah Jinem hanya bisa duduk dan rebahan di dalam gubuk. Untuk keperluan makan sehari-hari, dia hanya mengandalkan uluran tangan dermawan dari kanan kirinya.

“Selama ini yang merawat Mbah Jinem adalah Pak Dar, tetangga yang baik hati karena juga merelakan lahannya dipakai Mbah Jinem untuk bertempat tiggal,” jelas Subarjo.

Mbah Jinem sedikit tertolong karena memiliki kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Meski demikian, untuk perawatan, kebutuhan makan minum, Mbah Jinem hanya bisa pasrah.

“Dulu, Mbah Jinem sempat punya sawah dan rumah. Tapi, semua sudah ludes terjual untuk biaya berobat. Sekarang, dia sebatang kara hidup menumpang di tanah tetangganya,” jelasnya.

Terpisah, Camat Kemusu, Supana, mengatakan sudah mendapat informasi soal kondisi Mbah Jinem. Dia juga mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial ihwal penanganan Mbah Jinem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya