SOLOPOS.COM - Herlin Susilowati, 40, pengrajin wayang kulit dan wayang mini di Kota Madiun, Kamis (20/2/2020). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

Solopos.com, MADIUN -- Herlin Susilowati adalah salah satu contoh kaum difabel yang mampu melampui keterbatasan. Berpuluh tahun lumpuh tak bisa jalan, tak membuatnya putus asa

Kondisi itu justru dijadikan wanita yang tinggal di Jl. Imam Bonjol Gang Jati Jajar No. 2, Kelurahan Klegen, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, tersebut sebagai memotivasi untuk menjadi manusia yang berguna.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Erlin, panggilan akrabnya, bisa dikatakan menjadi salah satu wanita difabel di Kota Madiun yang sukses karena menekuni hobinya. Melalui keterampilan tangannya dalam membuat wayang kulit dan wayang kertas, ia kerap mewakili Kota Madiun di beragam pameran kerajinan tangan di berbagai kota.

Magetan Diterpa Longsor dan Pohon Tumbang, Lima Rumah Rusak

Erlin sedang membersihkan sanggar kerajinan wayangnya saat Madiunpos.com menyambangin kediamannya, Kamis (20/2/2020). Ia dengan ramah menyambut kedatangan awak Madiunpos.com. Untuk menunjang aktivitasnya, Erlin menggunakan kursi roda.

"Ini kerajinan wayang mini yang mau saya kirim ke Surabaya untuk dipamerkan di sana," kata Erlin sambil menunjuk kardus di atas kursi.

Wanita yang kini berusia 40 tahun itu bercerita dirinya mengalami kelumpuhan sejak kecil. Virus polio merenggut kemampuannya berjalan dan berlari. Meski lumpuh, dia bersyukur karena masih diberi kesempatan hidup untuk berkarya.

Kini, wanita satu anak ini dikenal sebagai pengrajin wayang kulit dan wayang mini. Soal produktivitas jangan ditanya. Karyanya sudah banyak tersebar di seluruh penjuru Nusantara, bahkan juga sudah pernah masuk di pasar internasional.

Sunday Market Jadi Pusat Ekonomi Dan Rekreasi Baru Kota Madiun

Kemampuannya memahat kulit dan kertas menjadi wayang merupakan bakat yang diwarisi ayahnya. Ayahnya yang menggandrungi dunia wayang membuat Sanggar Wayang Hias Karya Budaya sekitar tahun 1990-an.

Saat kecil, Erlin ia sering melihat ayahnya membuat wayang kulit. Hingga akhirnya keterampilan itu menular ke tangannya. Awalnya ia mencoba menggunakan kulit sisa pembuatan wayang kulit untuk dijadikan wayang mini. Ternyata hasilnya bagus. Wayang mini itu kemudian dijadikan gantungan kunci. Dari situ kesukannya membuat wayang mini tumbuh.

Saat kakaknya menikah, Erlin memberanikan diri untuk membuat suvenir pernikahan kakaknya berupa gantungan kunci wayang. Saat itu, ia membuat sekitar 1.000 buah gantungan kunci wayang. Dengan ketekunan dan target yang sangat ketat, ia mampu memenuhi tantangan itu.

Mau Jemput Cucu, Seorang Kakek di Jember Disangka Penculik

"Saat itu masih SMA. Di bagian badan wayang, saya kasih nomor telepon saya. Jadi saat suvenir itu dibagi-bagikan kan mulai banyak yang tertarik. Terus menghubungi saya untuk pesan gantungan kunci wayang," jelas dia.

Setelah lulus sekolah, Erlin mulai menekuni pekerjaannya ini dengan sungguh-sungguh. Wayang mini buatan Erlin tidak hanya dari kulit , tetapi juga menggunakan limbah lain seperti kertas, karton, kaca, melamin, kain perca, hingga kain batik.

Ia tidak hanya membuat gantungan kunci wayang, tetapi juga membuat wayang mini, dan wayang hiasan dinding. Ternyata peminatnya besar.

Dia pun mulai rajin mengikuti berbagai pelatihan dan bazar-bazar produk UMKM di dalam kota maupun luar kota. Hasilnya, produk kerajinannya mulai ramai diburu konsumen. Namanya pun secara perlahan mulai dikenal orang.

Kualitas Hidup Warga Kota Madiun Terbaik Ketiga Di Jatim, Ini Yang Pertama

Orderan pun mulai mengalir dengan lancar. Hingga akhirnya, ia membuat komunitas Karya Budaya untuk memproduksi seluruh pesanan berbagai jenis wayang.

Produknya kerap dijadikan suvenir dalam berbagai pertukaran pelajar di luar negeri. Seingatnya, produk kreasi wayangnya pernah menjadi suvenir pertukaran pelajar di Amerika Serikat, Jepang, bahkan di Korea Selatan.

Beberapa tahun lalu, kerajinan wayangnya juga dijual dalam pameran di Belanda. Dia tidak menyangka minat orang luar negeri terhadap kerajinan wayang sangat tinggi.

Sah! Hakim PN Surabaya Ubah Kelamin Wanita Ini Menjadi Pria

"Saat pameran di Belanda, hasil kreasi saya diikutkan. Saya tidak menyangka, wayang mini kreasi saya banyak yang berminat," jelas dia.

Pesanan yang datang di rumahnya juga cukup membuatnya lelah. Satu kali memesan ada yang sampai ratusan hingga seribuan biji.



 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya