SOLOPOS.COM - Candi Elektronik optimistis bisa mencatatkan capaian penjualan yang lebih baik pada 2021. (Farida Trisnaningtyas/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Kisah menginspirasi kali datang dari pengusaha muda yang menjadi CEO Candi Elektronik, Ardian Ayat Santiko. Bukan hal mudah bagi pria berusia 38 tahun itu membangun bisnis toko elektronik ternama yang bereputasi baik, khususnya di Kota Solo.

Ia tak pernah membayangkan Candi Elektronik akan sebesar hari ini saat kali pertama dibuka pada 2011. Di tengah derasnya dampak pandemi Covid-19 pada 2020, usahanya bahkan masih bisa membukukan pertumbuhan 27 persen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca juga: Ada Kampus Jamu di Solo, Satu-Satunya di Indonesia Hlo

Disuruh jadi Dokter

Perjalanan bisnis CEO Candi Elektronik itu dimulai dari keputusan penting yang akan mengubah hidupnya seusai lulus dari SMA Regina Pacis Solo pada 2001. Awalnya, orang tua Ardian, Ayat Santiko dan Lies Puspasari, menghendaki dirinya menjadi seorang dokter seperti orang tuanya.

Ekspedisi Mudik 2024

Profesi serupa dijalani oleh dua saudara kandung Ardian, Aditya Ayat Santiko yang menjadi dokter spesialis bedah gigi dan Ari Ayat Santiko, dokter spesialis kandungan. Orang tua Ardian adalah dokter umum di Sambungmacan, Sragen, kala itu.

Menurut Ardian, cita-cita orang tuanya sudah terwakili oleh saudara kandungnya. Ia lalu memilih jalan lain yang berbeda yakni bisnis.

“Orang tua saya lalu menawari pilihan. Kalau kuliah di Indonesia, saya ambil kedokteran. Kalau kuliah di Amerika, saya ambil bisnis. Saya pilih ke Amerika,” kata pria yang menjabat CEO Candi Elektronik, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (29/3/2021).

Baca juga: Lezatnya Selat Solo, Kuliner Steak Eropa Ala Jawa

Persewaan CD/DVD

Sepulang dari Amerika pada 2005, Ardian sempat bekerja di sebuah perusahaan. Setahun kemudian, bisnis pertamanya dibuka seperti persewaan CD/DVD Planet Movie Sragen, toko elektronik Diva Elektronik Sragen, hingga Ayam Parahyangan di Solo.

“Ada kesempatan berani coba. Kalau enggak berhasil pun saya enggak malu ditutup. Misalnya persewaan CD/DVD saya tutup,” ujar dia, “Modalnya modal nekat karena saya hanya belajar keuangan bukan bisnis,” sambung dia sembari tertawa.

Toko elektroniknya berkembang. Ia lalu membuka Candi Elektronik pada 2011 di Solo. Menurut ayah tiga anak ini, teknologi tidak pernah mati. Alat elektronik akan selalu mengikuti perkembangan zaman baik era digital, robot, hingga internet of think (IoT).

“Robot bisa bersihin rumah. Kita belum pulang ke rumah, AC sudah dinyalakan lewat HP. Ini [elektronik] tidak akan lekang oleh waktu,” ujar dia ditemani istrinya, Veronica Callista Santiko, 38.

Baca juga: Mantap! Youtuber Asal Blitar Sukses Bangun Rumah Impian di Hong Kong

Tangguh Hadapi Krisis

Hampir satu dekade Candi Elektronik beroperasi, ia mengalami krisis yang tak pernah dinyana. Tokonya terbakar pada 9 Juni 2020 yang membuatnya down. Toko ini menjadi Candi Elektronik ke-2 di Solo dengan fokus utama ke produk premium.

Musibah itu membuat waktu tidurnya berubah dari yang biasanya tujuh jam menjadi 16 jam per hari. Ada satu yang disesalinya, asuransi yang tidak diambil secara penuh sesuai saran istrinya.

Baca juga: Tak Cuma Hajatan, Objek Wisata Wonogiri Juga Dilarang Beroperasi

Dukungan Keluarga

Di tengah situasi yang sulit itu, Ardian merasakan dukungan besar keluarga mulai dari orang tua, adik dan kakaknya, dan lainnya. Dukungan moral, energi positif, dan materi dari keluarganya mengalir menjadi suntikan semangat untuk segera bangkit.

“Saya beruntung berada di keluarga yang hubungannya sangat baik. Enggak semua keluarga begitu,” tutur pria yang tinggal di Solobaru, Sukoharjo, ini.

Pria penggemar pecel dan wedangan ini menilai krisis adalah proses. Namun, sebagai pebisnis, CEO Candi Elektronik ini tipikal orang yang result oriented. Ia menerapkan open management kepada para manajernya.

Baca juga: Sragen & Wonogiri Zona Merah Covid-19, Akibat Klaster Kudus?

Siapapun bisa berpendapat, berkreasi, mengusulkan bahkan menentukan target masing-masing. Hal ini lah yang membuat semua yang bekerja di Candi Elektronik berlaku profesional dan memiliki rasa handarbeni yang kuat.

“Dari semenjak target dibuat, tim Candi selalu over target. Dulu bisa ratusan persen pertumbuhannya. Sekarang enggak bisa. Dulu misal omzet target Rp1 M, pencapaiannya bisa Rp2 M. Rp4 M ke Rp8 M. Tapi sekarang udah enggak bisa. Ketika sudah Rp30 M ke Rp40 M per bulan, Rp60 M itu sudah susah,” ujar sembari tetap mengenakan maskernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya