SOLOPOS.COM - Pengendara sepeda motor melintas di depan Kantor KSP Kopdit Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo, di Desa Sendangmulyo, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Selasa (2/8/2022). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Warga Desa Sendangmulyo, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri trauma dengan keberadaan koperasi simpan pinjam (KSP). Hal itu buntut dari kasus penggelapan dana yang mereka simpan di KSP Koperasi Kredit (KSP Kopdit) Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo.

Sampai saat ini warga desa yang mayoritas menjadi nasabah belum mengetahui kejelasan dana yang mereka simpan. Mereka juga tak kunjung melapor ke kepolisian karena enggan menambah rumit masalah.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Di sisi lain, para nasabah tak membawa kasus itu ke jalur hukum karena takut harus mengeluarkan uang lagi. Warga pun memilih diam sekaligus menunggu dana itu dikembalikan oleh pihak koperasi.

Salah satu nasabah, W, mengatakan trauma dengan koperasi simpan pinjam. W mengaku telah menyimpan dana di KSP Kopdit Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo senilai Rp650 juta. Dia melanjutkan simpanan milik kedua orang tuanya yang terlebih dahulu menyimpan di koperasi tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

Awalnya koperasi itu tidak ada bermasalah. Semuanya berjalan baik. Nasabah yang ingin menarik dana simpanan mereka juga tak perlu menunggu lama untuk mendapatkan dananya.

Baca Juga: Terdakwa Penganiaya Nasabah KSP Wonogiri Ajukan Praperadilan

Lebih kurang setahun sebelum koperasi itu tutup pada 2021, para nasabah sudah mulai curiga karena mereka mulai sulit menarik dana yang mereka simpan. Para nasabah harus menunggu satu hingga dua pekanuntuk mendapatkan uang mereka.

“Bagi kami itu nilai yang sangat besar. Kalau tiba-tiba ingat kasus itu, kami suka sedih. Apalagi kalau sedang butuh uang. Jujur saja saya belum ikhlas. Itu dana awalnya dari orang tua, terus saya melanjutkan menabung hingga terkumpul Rp400 juta. Kemudian adik saya menitipkan Rp150 juta,” kata W saat ditemui di rumahnya di Desa Sendangmulyo, Selasa (2/8/2022).

W yang sehari-sehari bekerja sebagai petani mengaku sangat bingung. Dia tak tahu apa langkah yang harus diambil agar uang yang dia simpan bisa kembali.

Para nasabah lain yang jumlahnya ratusan itu juga tidak saling berkoordinasi. Mereka pasif menunggu dana yang mereka simpan bisa kembali.

Baca Juga: Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Nasabah Bank Plecit Wonogiri, Hasilnya?

W dan para nasabah lain hanya ingin dana mereka kembali langsung dari koperasi.

“Kami orang kampung, buta ilmu hukum. Kami takut kehilangan uang lagi kalau kasus itu dibawa ke jalur hukum. Kemarin sekitar dua pekan lalu kami mendengar kalau sudah ada yang melaporkan kasus itu ke polisi. Tapi bukan warga sini [belum jelas kebenarannya],” ujar dia.

Dia melanjutkan, pengelola KSP Kopdit Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo, SM, yang juga mantan kades pergantian antarwaktu Desa Sendangmulyo, hingga saat ini belum diketahui keberadaanya.

Pernah ada kabar bahwa perempuan itu indekos di Kota Wonogiri. Kabar lainnya menyebutkan sudah di Pekalongan. Lalu terdengar lagi SM berada di Banten.

Baca Juga: Selamat! Pensiunan PNS Ini Menangi Pemilihan Kades PAW di Wonogiri

“Tapi itu sekadar informasi kepada warga. Tak ada tindakan lebih lanjut,” katanya.

Warga Desa Sendangmulyo lain yang juga menjadi nasabah, P, mempertanyakan mengapa warga Desa Sendangmulyo yang mayoritas menjadi nasabah KSP Kopdit Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo hanya diam padahal berharap uang segera kembali. Lebih-lebih mereka yang telah menyimpan dana hingga ratusan juta.

“Saya itu heran, kenapa warga Sendangmulyo tidak ada pergerakan apa pun agar uang mereka kembali. Padahal banyak yang menyimpan dana puluhan hingga ratusan juta di koperasi itu,” jelas P.

Dia menceritakan, awal mula menyimpan dana di KSP Kopdit Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo karena ingin menabung untuk biaya kuliah anak. Dia rela menjual sepeda motor Vario seharga Rp16 juta.

Baca Juga: Begini Alasan Penganiaya Nasabah di Wonogiri Divonis 5 Bulan

Kala itu, uang Rp5 juta digunakan memenuhi keperluan sehari-hari. Sedangkan Rp11 juta untuk biaya semesteran kuliah anak. Ternyata uang itu raib. Dia pun bingung saat membayar semester kuliah anak.

“Pemerintah Desa Sendangmulyo pernah mencoba ke KSP Kopdit pusat di Solo sekitar 2-3 bulan lalu. Tetapi koperasi pusat juga sudah kolaps. Kabarnya juga, KSP Kopdit Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo yang dikelola SM sudah tidak pernah menyetor ke koperasi pusat selama beberapa tahun terakhir sebelum tutup,” imbuh P.

Mantan nasabah yang juga warga Desa Sendangmulyo, HR, sempat menyimpan uang Rp15 juta di KSP Kopdit Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo. Namun dia berhasil mengambil hampir semua uang yang ia simpan.



Hal itu karena HR sudah curiga dengan koperasi tersebut. Saat itu, dia banyak mendengar kabar bahwa para nasabah banyak yang tersendat ketika menarik simpanannya.

Baca Juga: Pemkab Wonogiri akan Bangun Mal Pelayanan Publik di Lokasi Ini

“Uang saya Rp15 juta dan uang mertua saya Rp15 juta langsung saya tarik setelah mendengar kabar kalau nasabah susah menarik uangnya. Waktu itu saya beralasan membeli motor dan mertua saya beralasan membangun rumah. Meski tidak semua bisa diambil karena memang tidak boleh diambil semua, saya masih beruntung bisa menyelamatkan hampir semua uang yang disimpan di sana,” tutur HR.

Menurutnya, para warga sudah trauma dengan koperasi simpan pinjam. Mereka tidak mau lagi menggunakan jasa koperasi untuk menyimpan uang.

“Sekarang, warga lebih memilih menyimpan di bank-bank resmi milik negara,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya