SOLOPOS.COM - Fransiska Eni Puspitasari (kanan), warga Desa Batuwarno, Kecamatan Batuwarno, Wonogiri, dan suaminya, Imam Halidin, 25, saat menunjukan pemberitahuan bahwa mereka tidak lolos mendaftar kartu prakerja di rumahnya, Rabu (24/6/2020). (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI — Korban pemutusan hubungan kerja (PHK) di Wonogiri, Imam Halidin, 25, tiga kali mengajukan kartu prakerja dan tiga kali itu pula dia tak lolos.

Imam adalah korban PHK salah satu perusahaan garmen di Ungaran pada akhir April 2020. Kini dia tinggal di rumah sang mertua di Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat ditemui Solopos.com di Desa Batuwarno, Kecamatan Batuwarno, Imam menceritakan telah mendaftar kartu prakerja dari gelombang satu hingga tiga. Tetapi tiga kali itu pula dia tak lolos program kartu prakerja.

Tak Penuhi Kewajiban Sampai 5 Juli, Produsen Taro bakal Didepak dari Bursa

Padahal ia merupakan korban PHK. Imam sebelumnya bekerja di perusahaan garmen di Ungaran selama dua bulan. Sebelum itu, dia bekerja di salah satu pabrik garmen di Sukoharjo selama lima tahun.

Imam mengaku selama proses pendaftaran kartu prakerja tidak ada kendala yang dihadapi. Tahap yang diperintahkan sudah dilalui secara benar.

Pertanyaan yang diajukan oleh sistem saat pendaftaran kartu prakerja juga sudah dijawab dengan sejujurnya. Bahwa ia saat ini sedang kehilangan pekerjaan karena dampak Covid-19. Di sisi lain, ia tidak mendapatkan surat keterangan PHK dari perusahaan tempat dia bekerja sebelumnya.

Bantai Crystal Palace, Liverpool Selangkah Lagi Juara Liga Inggris

Mengandalkan Sisa Uang saat Masih Bekerja

“Setiap membuka pemberitahuan melalui email, jawabannya ‘Anda belum lolos pada gelombang ini, silakan mendaftar pada gelombang berikutnya’,” kata dia saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Rabu (24/6/2020).

Kini Imam dan sang istri, Fransiska Eni Puspitasari (Sari), 22, hanya bisa mengandalkan uang sisa saat mereka masih bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Lantaran tinggal di rumah orang tua Sari, beban pasangan pengantin muda ini pun sedikit berkurang. Orang tua Sari yang bekerja sebagai tukang pijat mendapat bantuan sosial tunai (BST) dari pos dana bantuan langsung tunai dana desa (BLT DD).

Rekomendasi Saham 25 Juni, Lagi-Lagi Perbankan Curi Perhatian Analis

Imam mengaku masih akan mencoba mendaftar, meski sudah tiga kali tak lolos kartu prakerja. Saat ini mereka masih menunggu gelombang keempat dibuka.

Dia juga tengah mencari lowongan kerja di beberapa perusahaan. Tetapi rata-rata perusahaan belum membuka lowongan kerja di tengah pandemi Covid-19. “Ada lowongan, tetapi hanya sedikit. Kami mendaftar secara online, tetapi kuotanya minim jadi banyak yang tidak lolos juga,” kisah dia.

Kini Imam hanya bisa berharap, program kartu prakerja yang digulirkan pemerintah sampai kepada dirinya yang jelas-jelas merupakan korban PHK. Semoga di kesempatan keempat dia tidak lagi dinyatakan tak lolos kartu prakerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya