SOLOPOS.COM - Bus jurusan Solo-Jogja menunggu penumpang di pintu barat Terminal Tirtonadi, Solo, Senin (30/5/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Bus bumel dengan trayek Solo-Jogja kini makin terhimpit dengan adanya KRL atau persaingan dengan bus asal Jawa Timur dengan trayek yang melintasi kota kembar tersebut.

Tetapi, bus dengan trayek Solo-Jogja bukan berarti sudah mengibarkan bendera putih. Para pengusaha bus masih terus bertahan di tengah tekanan besar persaingan moda transportasi yang ada.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berbicara mengenai bus dengan trayek tersebut, tentu tidak akan lepas dari nama PT Suharno, yang sudah beroperasi melayani trayek Solo-Jogja sejak puluhan tahun. Dengan loyalitas dari para penumpang setianya.

Head Manager PT Suharno Ragil Putra, Arif Indra Jati, pada Minggu (12/6/2022) menyebut PO Suharno tetap bertahan dengan menjaga konsistensi di pelayanan trayek dua kota kembar.

Arif tidak menampik adanya persaingan dengan moda transportasi lain seperti bus dari Jawa Timur. Akan tetapi menurutnya perusahaannya sudah berbuat yang terbaik dan secara teknis memiliki target pasar yang berbeda.

Baca juga: Sejumlah Proyek Perkeretaapian Dikebut, Bagaimana Jalur Solo-Jogja?

“Untuk menghadapi persaingan moda trasportasi Jogja–Solo khususnya Bus. Kami hanya bisa bertahan dan menjadikan efisien beberapa armada bus untuk mengurangi mahalnya maintenance rutin. Kalaupun mau berinovasi untuk menghadapi persaingan dengan brand/ bus lain (Bus Jawa Timur) kita tidak bisa karena cost yang dikeluarkan akan semakin besar dan target pasarnya pun berbeda, Secara teknis begitu.” ujarnya.

Hingga hari ini, bus bumel dengan trayek operasional Solo-Jogja tinggal sangat sedikit. PO Suharno hanya menydediakan enam hingga tujuh armada bus, di total dengan perusahaan lain, ada sekitar 17 armada yang beroperasi dari Terminal Tirtonadi ke Terminal Giwangan.

“Mengenai jumlah dari PT Suharno sendiri setiap harinya mengoperasikan rata -rata hanya enam sampai tujuh armada saja. Itu pun kadang ada yang perpal (maintenace rutin) atau bermasalah dijalan. Kalau jumlah seluruhnya dengan PT lain yang lokal asli (Langsung Jaya, Jaya Putra, Sedya Mulya, Langen Mulyo dan Pratama) mungkin sekitar 15 hingga 17 Armada bus jurusan Terminal Tirtonadi – Terminal Giwangan PP,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya