SOLOPOS.COM - Tim Sahabat Marbot saat membersihkan Masjid Jami' Syuhada di Kauman Kidul, Sidorejo, Kota Salatiga, Kamis (1/9/2022). (Solopos.com-Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA — Kisah inspiratif datang dari sebuah kelompok yang berisi para marbut di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Kelompok bernama Sahabat Marbot itu sukarela membersihkan masjid maupun pondok pesantren yang ada di wilayah tersebut tanpa mengharapkan imbalan apa pun.

Seorang anggota Sahabat Marbot, Yusuf, mengatakan inspirasi terbentuknya kelompok tersebut berawal dari seorang rekan yang pernah menjadi marbut di masjid yang terletak di RSUP dr Kariadi, Semarang. Setelah itu, mereka pun terpikir untuk membuat kelompok sukarelawan yang bertugas membersih-bersihkan masjid.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Diakuinya, sejak terbentuk tiga tahun lalu sudah ada ratusan masjid di wilayah Salatiga dan Kabupaten Semarang yang dibersihkan Sahabat Marbot. Kini, mereka tengah fokus membersihkan masjid di wilayah Tengaran, Kabupaten Semarang, dan Salatiga. Tidak hanya membersihkan tempat salat, komunitas ini juga tidak segan membersihkan toilet atau kamar mandi masjid.

“Kami kerjakan semua, terutama kloset dan tempat wudu. Yang kemarin keraknya bandel, kita bersihkan sampai kinclong dan terlihat seperti baru kembali,” ujar Yusuf saat membersihkan Masjid Jami’ Syuhada di Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Salatiga, Kamis (1/9/2022).

Bahkan, Yusuf mengaku pernah mendapatkan masjid dengan kamar mandi yang sangat jorok dan kotor. Namun, mereka tetap ikhlas menjalankan tugas untuk membersihkannya tanpa merasa jijik.

Baca juga: Masjid Kauman Tertua di Semarang yang Umumkan Kemerdekaan Indonesia

Tak hanya membersihkan toilet dan lantai masjid, Sahabat Marbot di Salatiga ini juga membersihkan karpet dengan penyedot debu, kipas angin, dan kaca. Tujuannya, adalah agar masyarakat yang beribadah di masjid mendapatkan kenyamanan.

“Harapannya, masyarakat bisa nyaman dan semangat untuk beribadah di masjid,” imbuhnya.

Yusuf mengaku tidak memasang tarif sepeser pun untuk membersihkan masjid alias gratis. Bahkan beberapa alat dan makanan dibawa sendiri oleh sukarelawan Sahabat Marbot. Pengurus masjid hanya perlu memberikan izin agar masjidnya bisa dibersihkan.

Baca juga: Pengurus BEM FPIK Undip Dipecat, Diduga Lakukan Pelecehan Seksual

Saat ini jumlah sukarelawan yang ada di Sahabat Marbot berjumlah empat orang. Meski demikian, jika ada salah satu anggota yang sedang berhalangan hadir, maka akan dicarikan pengganti atau cadangan. Kelompok tersebut bekerja tiga dalam sepekan, yakni Selasa, Rabu, dan Kamis.

“Harapan kami, setelah masjid dibersihkan, jemaah ikut menjaga kebersihan,” jelasnya.

Mendapatkan kamar mandi yang sangat jorok sudah pernah Yusuf dan kawan-kawannya dapatkan. Namun karena sudah menjadi tugas dan memang sudah ikhlas, mereka melakukannya dengan baik. Tidak merasa jijik, karena untuk kepentingan masyarakat umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya