Solopos.com, BOYOLALI — Nama Desa Tanjung di Kecamatan Klego, Boyolali, diambil dari nama pohon. Desa ini terletak di jalan Simo-Klego yang menjadi perbatasan dua kecamatan tersebut. Wilayah Desa Tanjung dulunya merupakan tanah kosong yang banyak ditumbuhi pohon tanjung.
Kepala Desa Tanjung, Suyadi, mengatakan saat itu ada satu pohon tanjung yang lebih tinggi daripada yang lainnya. “Meski begitu tidak ada yang tahu persis berapa meter tingginya,” ujar dia, beberapa waktu lalu.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Saat akan ditinggali, penduduk saat itu bergotong-royong menebangi pohon. Alhasil pohon tanjung lama kini tak lagi tersisa di desa, termasuk pohon tanjung tertinggi yang menjadi cikal bakal penamaan desa.
Kini, tambah Kades, pohon tanjung baru direncanakan ditanam kembali untuk mengembalikan identitas desa.
Informasi yang dihimpun
Pohon tanjung memiliki karakteristik bentuk daun tunggal yang membulat. Daun ini tersebar di tangkai-tangkai pohon yang memanjang.
Perpindahan penduduk ke Tanjung erat kaitannya dengan legenda Rogo Runting yang makamnya hingga kini masih bisa dijumpai di salah satu bukit desa. Penduduk pertama Tanjung adalah pengikut setia Rogo Runting yang jumlahnya puluhan orang.
Rogo Runting sempat ingin memperluas wilayah kekuasaan ke Desa Nglembu, Sambi. Dia kemudian memerangi Kiai Singoprono I, penguasa di wilayah tersebut dengan cara menggulirkan telur lewat sebuah benang yang sampai ke Desa Nglembu.
Namun usaha Rogo Runting itu gagal. Telur tidak sampai ke Nglembu karena letak desa tersebut yang lebih tinggi dari Tanjung. Tempat berhentinya telur, kemudian dijadikan batas wilayah kekuasaan antara Kiai Singoprono dan Rogo Runting.
Sebagai informasi, Desa Tanjung kini sedang mengembangkan agrowisata durian yang dipadukan dengan wisata ziarah. Beberapa lokasi di desa ditanami pohon durian. Kebun durian seluas 20 hektare itu akan dipusatkan di bukit Rogo Runting.