SOLOPOS.COM - Penyedia jasa ojek motor konvensional tidak mendapatkan penumpang saat pemudik tiba di Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri. Mereka mengaku hanya mendapat lelah, alih-alih mendapatkan nafkah, Rabu (27/4/2022).

Solopos.com, WONOGIRI — Ribuan kaum boro Wonogiri mulai berdatangan di Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri, Rabu (27/4/2022) malam. Mereka berbondong-bondong kembali dari tanah perantuan setelah dua tahun tak bisa menginjakkan kaki di kampung halaman.

Kembalinya kaum boro itu menjadi berkah bagi banyak orang. Terlebih bagi pelaku usaha di terminal, seperti pedagang dan jasa carter mobil. Para pelaku usaha itu seakan ketiban rezeki dari langit.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sayangnya, nasib baik itu tidak dirasakan para pelaku usaha lain di eks Terminal Krisak, yaitu penyedia jasa ojek motor konvensional. Mereka mengeluhkan penumpang yang sama sekali tidak melirik jasa ojek motor konvensional. Padahal mereka sudah berusaha menawarkan jasa kepada setiap pemudik yang turun dari bus.

Penyedia jasa ojek motor konvensional, Sukadi, 59, mengatakan belum memperoleh penumpang satu pun sampai sekitar pukul 23.30 WIB malam itu. Padahal ia sudah berusaha mencari penumpang sejak sore hari. Namun hasilnya nihil.

“Ramai banget suasananya. Tapi enggak ada yang mau naik ojek. Kita [penyedia jasa ojek motor] cuma dapat keringat. Duitnya enggak ada. Susah,” kata Sukadi saat ditemui Solopos.com selepas dia menawarkan jasa kepada pemudik yang baru saja tiba di terminal, Rabu (27/4/2022).

Baca Juga: Kisah Kasto Perantau Wonogiri Pulang Kampung Usai 5 Tahun Gagal Mudik

Menurutnya, momen Lebaran seperti ini justru menyusahkan para penyedia jasa ojek terminal. Sebab, mereka pasti kalah dengan carteran mobil dan ojek daring. Disamping itu, tidak ada peraturan khusus di terminal yang bisa membuat penyedia ojek motor konvensional tetap dipakai oleh pemudik.

Terlunta-Lunta

Akibatnya, ia dan penyedia jasa ojek motor konvensional lainnya menjadi terlunta-lunta. Hampir sama sekali tidak dapat penumpang. Kalau pun ada, hanya satu atau dua penumpang. Itu pun usahanya luar biasa hebat. Harus kerja super keras.

Sukadi mengaku sudah menjadi penyedia jasa ojek motor konvensional sejak 1990.

Baca Juga: Kaum Boro Berdatangan, Arus Mudik di Wonogiri Mulai Meningkat

“Dulu, penumpang yang nyari tukang ojek. Sekarang sebaliknya, tukang ojek yang nyari penumpang,” ucapnya.

Saat ini dia tidak bisa mengandalkan ojek sebagai penghasilan utama. Menurutnya, uang dari hasil ojek di terminal tidak akan cukup digunakan memenuhi kebutuhan hidup. Meski hal itu sekadar kebutuhan makan sehari-hari. Padahal dia harus menghidupi istri dan anaknya.

“Makanya saya sambi jadi kuli bangunan. Setidaknya masih bisa untuk makan anak dan istri,” kata Sukadi.

Baca Juga: 20 Bus Mudik Gratis Jasa Raharja Tiba di Terminal Wonogiri

Sukadi melanjutkan, Lebaran seharusnya punya uang. Tapi sebagai penyedia jasa ojek, itu susah tercapai.

“Yang ada malah minus,” katanya.

Lebih Parah

Teman Sukadi, yang juga penyedia jasa ojek motor konvensional, Muryanto, nasibnya lebih parah dari Sukadi. Ia mengaku sudah sejak pagi belum medapatkan penumpang satu pun. Usahanya menawarkan jasa kepada para pemudik selalu berbuah pahit.

Baca Juga: Alhamdulillah, Ribuan Orang Kaum Boro Sudah Tiba di Terminal Wonogiri

“Susahnya minta ampun. Dari pagi, satu pun tidak ada yang nyanthol. Belum narik sama sekali. Mereka [pemudik] sudah banyak yang dijemput sama keluarganya,” tutur Muryanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya