SOLOPOS.COM - Pesilat asal Klaten, Khoirudin Mustakim (tengah) seusai menyumbang medali emas pada cabang olahraga pencak silat Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua untuk Jawa Tengah, Selasa (12/10/2021).(Istimewa/Dok. Darmadi)

Solopos.com, KLATEN–Peraih medali emas PON XX Papua asal Klaten, Khoirudin Mustakim, dikenal rendah hati. Meski telah meraih banyak medali baik kejuaraan tingkat nasional maupun internasional, Mustakim tetap sosok orang desa saat kembali ke rumah di Dukuh Jurangkajong, Desa Karangpakel, Kecamatan Trucuk. Mencari rumput  atau ngarit untuk pakan ternak pun di lakoni.

Kakak Mustakim, Fitri, 30, mengatakan adiknya menggeluti pencak silat sejak usia SMP bergabung dengan Persinas Asad. Awalnya, orang tua Mustakim terutama Samiyem melarang anaknya belajar pencak silat lantaran tak ingin anaknya terluka.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Namun, hati Paini-Samiyem luluh setelah sang pelatih meyakinkan Mustakim memiliki potensi besar untuk menjadi juara. “Sampai Pak Abdullah [pelatih Mustakim] datang ke rumah untuk meyakinkan bapak-ibu,” kata Fitri, Selasa (12/10/2021).

Baca Juga: Capaian Vaksinasi di Joho Klaten Tak Mungkin 100 Persen, Kenapa?

Fitri menuturkan adiknya tak banyak neka-neka meski sudah menjadi pesilat dunia. Mustakim tetap rendah hati dan sayang kepada keluarga. Ketika di rumah, Mustakim masih suka ngarit. Mustakim kerap mengajak ibunya ngarit ke berbagai tempat yang biasa mereka datangi untuk mencari rumput.

Fitri menuturkan dari berbagai kejuaraan, Mustakim memilih menggunakan hadiah yang dia terima untuk tabungan termasuk membeli sejumlah ternak seperti sapi, kambing, dan ayam. Lantaran hal itu, Mustakim giat ngarit ketika pulang.

Hal senada disampaikan Ngatemi yang menyebut Mustakim hobi ngarit dan suka beternak. Kerap kali Mustakim pulang ke Klaten hanya sehari demi memberi pakan ternak-ternaknya. Soal cita-cita, Mustakim bertekad bisa memperbaiki rumah orang tuanya.

Baca Juga: PKL Optimistis Segera Boleh Berjualan di Alun-Alun Wonogiri

Ngatemi menuturkan Mustakim memiliki nazar ketika bisa meraih emas pada PON Papua. Mahasiswa Pendidikan Kepelatihan Olahraga dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan UNS tersebut bakal berlari dari Salatiga hingga rumahnya di Dukuh Jurangkajong, Desa Karangpakel, Trucuk, Klaten.

Lebih lanjut, keluarga berharap Mustakim tetap rendah hati. Selain itu, Mustakim bisa terus menorehkan prestasi demi membawa nama baik Klaten, Jawa Tengah, maupun Indonesia.

Mustakim membenarkan menjanjikan berlari dari Salatiga ke Klaten setelah pulang PON membawa medali emas. Dia juga membenarkan jika selama ini masih suka ngarit ketika pulang ke Klaten. “Ya benar. masih memberi pakan ternak. karena saya senang memelihara ternak seperti sapi dan ayam,” kata Mustakim saat dihubungi Solopos.com, Selasa.

Baca Juga: Lahan Pertanian Berkurang karena Tol Solo-Jogja, Klaten Genjot Produksi

Bagi Mustakim, menjadi pesilat hanya ketika berada di pertandingan. Di luar pertandingan, dia tetap orang biasa dan berusaha menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya