SOLOPOS.COM - Makam R.A. Tan Peng Nio (Facebook/Oenjil W)

Solopos.com, KEBUMEN — Asal usul Desa Jatimulyo di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah berkaitan dengan sosok pendekar bernama Tan Peng Nio yang dijuluki sebagai Mulan Van Java. Desa di Kecamatan Alian ini konon terbentuk dari pertempuran dua orang sakti pada masa pecahnya Geger Pecinan di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Seperti diketahui, Geger Pecinan perlawanan kaum Tionghoa dan masyarakat pribumi terhadap tentara VOC Belanda (kompeni) pada 1740-1743. Perang ini merupakan serangan balas dendam atas pembantaian etnis Tionghoa di Batavia oleh Belanda.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca juga: Asal Usul Kota Solo dari Geger Pecinan

Dilansir dari Kebumenkab.go.id, Rabu (2/2/2022), asal usul Desa Jatimulyo berawal dari kisah Adipati Kebumen, K.R.A.T Kolopaking II yang sedang merekrut 200 pasukan. Mereka rencananya dikirim sebagai bala bantuan dalam peperangan melawan tentara kompeni yang dipimpin Raden Mas Garendi atau Sunan Kuning dan Raden Mas Said, pendiri Mangkunegaran, yang dikenal dengan Geger Pecinan.

Ekspedisi Mudik 2024

Saat itu, terdapat penyusup bernama Tan Peng Nio, seorang wanita pengungsi keturunan Tionghoa dari Batavia. Dia menyamar sebagai laki-laki supaya dapat ikut serta dalam peperangan melawan serdadu kompeni yang berlangsung di Jawa Tengah dan Jawa Timur tersebut.

Kala itu, putra sang Adipati Kebumen yang juga bergabung dalam 200 pasukan, R.M Soleman Kertawangsa yang bergelar K.R.T Kolopaking III, hendak melatih kekuatannya dengan melakukan adu kekuatan dengan sesama pasukan.

Baca juga: Kasino Warkop DKI Ternyata Lahir di Gombong Kebumen, Ini Biodatanya

Adu Kekuatan

Dalam adu kekuatan tersebut, banyak pohon jati yang berjatuhan hingga menghalangi akses masuk Kadipaten Kebumen. Warga yang hendak masuk ke Kebumen pun harus berbalik arah karena ada batang pohon jati yang melintang. Hingga kemudian kawasan tersebut dikenal dengan sebutan Desa Jatimalang yang berarti tempat di mana pohon jati jatuh dan melintang.

Dalam adu kekuatan tersebut, R.M Soleman juga beradu dengan Tan Peng Nio yang saat itu menyamar sebagai laki-laki. Namun kekuatan sang putra Adipati ini tidak bisa dibendung oleh Tan Peng Nio hingga akhirnya membuatnya kalah. Alhasil, penyamarannya terungkap karena rambut yang diikat, terurai lepas.

Terungkapnya identitas asli Tan Peng Nio ini membuat R.M Soleman terkejut namun rasa terkejutnya berubah menjadi rasa jatuh cinta karena sang putra adipati terpesona dengan paras Tan Peng Nio yang cantik. Selama masa perang Geger Pecinan yang berlangsung tiga tahun, kawasan di Desa Jatimalang dijadikan tempat Tan Peng Nio dan R.M Soleman menghabiskan waktu bersama. Dari pertemuan yang terus menerus itu, akhirnya nama desa tersebut diganti menjadi Desa Jatimulyo yang berarti ‘kemuliaan’  atau tempat di mana dua orang sakit dan mulia bertemu.

Baca juga: Geger Pecinan Jawa Tengah, Tionghoa & Pribumi Bersatu Lawan Kompeni

Tempat Pinangan Sang Putra Adipati

Di desa inilah sang putra adipati meminang Tan Peng Nio menjadi selir ketiga namun Tan Peng Nio juga memberikan wasiat bahwa saat meninggal, dia ingin dimakamkan di Desa Jatimulyo tersebut. Setelah perang usai, Tan Peng Nio menikah dengan sang putra adipati dan mendapatkan gelar Raden Ayu.

Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai dua orang anak, yaitu K.R.T Endang Kertawangsa dan R.A Mulat Ningrum. Saat wafat, Tan Peng Nio dimakamkan di tempat sesuai wasiatnya kepada sang suami, R.M Soleman Kertawangsa. Makam itu berada di tengah sawah yang ada di Desa Jatimulyo dengan gaya arsitektur Tionghoa dan cukup mencolok karena makam ini disangga dengan empat pilar dan batu berlapis semen setinggi satu meter dari permukaan tanah.

Baca juga: Goa Jatijajar, Wisata Hits Kebumen Sejak Era Kolonial

Sementara itu, berdasarkan informasi dari Kepala  Desa Jatimulyo, pohon melintang yang menutup akses masuk ke Kadipaten Kebumen saat itu diyakini masih ada namun sudah tertimbun lama. Konon dulu ada salah satu warga yang menggali sumur hingga kedalaman 10 meter dan menemukan batang pohon jati yang melintang tersebut.

Sementara itu, ada versi yang mengatakan bahwa Desa Jatimulyo ini terbentuk dari penggabungan desa-desa kecil, seperti Desa Jaten, Jatisari, Sembir Depok, dan Karang Tanjung. Proses penggabungan ini terjadi pada 1924 silam. Sedangkan penamaannya diambil dari pohon jati karena memang kawasan tersebut banyak tumbuh pohon jati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya