SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Gunung Lawu terletak di kawasan perbatasan antara Karanganyar, Jawa Tengah dengan Magetan, Jawa Timur. Naik gunung, kadang ada saja kisah misteri yang menyelimutinya, begitu juga dengan Gunung Lawu.

Para pendaki atau penduduk lokal, banyak yang menyebut Gunung Lawu ialah gunung yang sakral sekaligus angker. Salah satu komika yang gemar naik gunung, Dzawin Nur, pernah membagikan kisah misterinya di gunung tersebut pada 9 Oktober 2018 lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam video tersebut, Dzawin menyuguhkan cerita horor tentang perjalananya bersama satu teman saat mendaki Gunung Lawu. Berikut kisah misteri yang ia alami selama mendaki Gunung Lawu:

Merasa Keberatan

Saat di pos ketiga menuju ke pos keempat, teman Dzawin merasakan beban yang berat ketika berjalan. Hal itu ditunjukkan saat Si Tokek—panggilan akrab temannya—berhenti saat baru berjalan lima dan beristirahat berkali-kali.

Kemenristek Adakan Lomba Doodle Art Science & Photography Untuk Anak, Begini Cara Ikutnya

“Pas lagi di jalan itu si Tokek, temen gua, itu dia berhenti terus. Baru jalan lima langkah, enam langkah itu langsung berhenti, enggak sampai duduk tapi berhenti istirahat kayak rukuk gitu,” terang Dzawin.

Dzawin sempat menukarkan tas temannya tersebut dengan tas yang ia bawa. Namun ternyata yang berat bukan karena tasnya. Ia merasakan hal yang tidak beres terjadi pada temannya.

Ada Suara Napas

Kisah misteri di Gunung Lawu belum berhenti. Saat melanjutkan perjalanan menuju pos empat, Dzawin dan temannya terkagetkan dengan suara napas yang jelas terdengar di telinga. Dengan sekejap keduanya berhenti.

“Tiba-tiba di tengah jalan itu ada suara begini ‘Hhrrrr’ kayak napas, gua kaget kan. kita berdua tiba-tiba berhenti,” kata Dzawin.

Perubahan Suhu Dingin Secara Tiba-tiba

Saat membangun tenda di pos keempat semua aman pada awalnya. Suhu di luar tenda 12 derajat celsius, dan di dalam tenda 16 derajat – 15 derajat celsius.

Namun keanehan yang terjadi saat Dzawin dan temannya tidak merasakan kedinginan. Dalam suhu tersebut, menurut Dzawin, jika memakai celana pendek dan baju berbahan flanel jelas sangat terasa dinginnya.

“Sampai akhirnya gua sadar, di luar itu suhunya 12 derajat celsius, di dalam tenda itu gua cek jam gua 16 derajat – 15 derajat celcius. Di suhu 15 derajat celsius seharusnya gua pake jaket, gua tahu fisik gua. Tapi di saat itu gua pakai celana pendek dan pakai flanel biasa,” kata Dzawin.

Begini Cara Terhindar dari Virus Corona yang Bisa Bertahan di Udara Berjam-Jam

Ia sempat memamerkan kepada temannya bahwa tenda mahal tidak membuat dingin orang di dalamnya. Hingga tiba saatnya ia menyeletuk sebuah becandaan dan saat itu juga ia bersama temannya langsung merasakan suhu dingin yaitu suhu normal pada saat itu.

“Gua bercanda d isitu, gobloknya gua becanda kasih tau kayak gini kek, ini kita 16 derajat celsius tapi kita kerasanya anget apa jangan-jangan… Ah gua ingin bercanda ngaco tapi enggak enak,” kata Dzawin.

Mendengar Suara Delman

Kejadian mistis yang dialami tidak berhenti di situ. Selanjutnya ia mendengar suara orang yang sedang menembang dan mendengar suara delman.

Hal yang diingat pertama oleh Dzawin yaitu mitos di Gunung Lawu tidak boleh memakai pakaian berwarna hijau, sedangkan atasan yang ia pakai dan tendanya berwarna hijau.

“Tiba-tiba dari sebelah kanan tenda ada suara na..naa.. wahduh takut juga ini, itu jelas banget kita berdua diam. Dari sebuah kiri tenda agak sebelah depanan itu ada suara kayak delman, kereta delman, ‘kicik..kicik..kicik…’ terus kita diam. Gua langsung ingat mitosnya itu di Lawu tidak boleh pakai pakaian hijau, flanel gua warna hijau, tenda gua warna hijau,” jelasnya.

Ada Yang Mengelilingi Tenda

Tak cukup dengan mendengar suara-suara aneh. Selanjutnya Dzawin merasa ada yang mengelilingi tenda dan kemudian tersandung di salah satu tali tendanya. Pada titik itu Ia sudah pasti merasa diteror.

“Habis dari itu tenda itu kayak ada yang mengelilingin satu orang, dikelilingin. Tiba-tiba tali tenda ada yang nyandung nggeset gitu… Itu makin diteror boy,” katanya.

Banyak yang Semedi

Banyak orang datang ke Gunung Lawu yang penuh dengan kisah misteri itu untuk melakukan semedi di puncaknya. Pada saat itu, malam Selasa dengan dihiasi bulan purnama penuh.

Ada yang beranggapan gangguan-gangguan yang dialami bukan bermaksud untuk mengganggu, namun merupakan keramahan penunggu dengan ucapan selamat datang.

“Di puncak banyak orang untuk semedi. Itu semuanya orang-orang yang datang untuk semedi dan malam Selasa itu adalah malam yang bulan purnama full. Jadi ada yang bilang yang malam itu datang sebenarnya bukan mengganggu tapi mengucapkan ucapan selamat datang. Keramahan penunggu situ,” ungkapnya.

Meskipun dianggap mistis Dzawin menganggap bahwa Gunung Lawu merupakan gunung yang cukup spesial, karena ia pernah dua kali ke gunung tersebut, namun gagal tidak sampai puncak.



Pada kesempatan yang ketiga hampir juga gagal. Saat perjalanan menuju base camp gunung lawu mobilnya mengalami kecelakaan, di tabrak dari belakang oleh sebuah bus.

“Buatku Gunung Lawu ini adalah gunung yang cukup spesial buat gue pribadi, karena gue udah tiga kali kesana. Yang dua awal itu gagal, danan yang ketiga hampir gagal. Yang pertama gue gagal karena ada temen gue yang cidera, diperjalanan yang kedua gagal karena gue yang cidera, diperjalanan ke 3 hampir aja gagal juga karena mobil gue yang cidera,” terangnya.

Meski banyak kisah misteri yang dialami selama mendaki Gunung Lawu, Dzawin masih ingin untuk mendaki ke gunung itu lagi. “Gunung Lawu ini buat gua adalah gunung yang gokil lah, gua pengen lagi kesana,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya