SOLOPOS.COM - Widji alias Kecrut menjaga pintu masuk Waduk Cengklik sisi timur, Selasa (31/1/2017). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Mbah Kecrut berharap Jokowi datang melihat kondisi Waduk Cengklik yang merana.

Solopos.com, NGEMPLAK — Widji biasa dipanggil Kecrut. Di kursi roda usang, pria 60 tahun itu sehari-hari berjaga di pintu masuk Waduk Cengklik sisi timur. Itulah satu-satunya sumber penghasilannya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Para pengunjung biasa memberinya uang sukarela saat melintasi waduk. Saat berjaga, Kecrut berteduh di bawah payung kumal. Sepasang kacamata hitam tak pernah lepas dari matanya. “Kalau enggak pakai kacamata hitam, silau,” kata Kecrut saat berbincang dengan wartawan JIBI/Solopos di Waduk Cengklik, Selasa (31/1/2017).

Kisah hidup Kecrut sungguh malang. Selain tak memiliki istri, Kecrut juga tak memiliki kedua kakinya. Kedua kakinya putus terlindas kereta api saat menjadi pekerja di perusahaan kereta api di wilayah Kebumen.

“Saat itu, saya lelah bekerja. Lalu saya tertidur di rel sambil mencari udara segar, enggak tahunya ada gerbong kereta keluar dari gudang dan melindas kaki saya,” kenangnya.

Kisah malang Kicrut tak hanya di sana. Meski lahir dan dibesarkan di Dukuh Cengklik, Kecrut adalah seorang tunawisma. Setiap malam, ia tidur di teras-teras warung. Untuk kebutuhan makan dan minum, Kecrut menerima bantuan dari para dermawan pengelola warung di kawasan Waduk Cengklik. “Kalau kedinginan, ya pakai jaket ini,” ujarnya menunjukkan jaket kumal di kursi roda.

Kecrut beberapa kali harus menghela nafas panjang saat berkisah tentang Waduk Cengklik. Ia mengaku lahir dan besar di Dukuh Cengklik, Desa Sobokerto, Ngemplak. Sejak kecil, ia terbiasa bermain-main di waduk yang dibangun pada Pemerintahan Belanda itu. Saking bersihnya air Waduk, Kecrut dan keluarganya terbiasa mencuci dan mandi memakai air waduk.

Waduk seluas 250 hektare itu juga kerap menjadi sarana olahraga balap dayung dan lomba sky air. Namun, sergahnya, kisah indah itu kini tinggal kenangan. “Alih-alih untuk mandi dan lomba sky air, untuk memancing saja susah. Karena nyaris seluruh permukaan waduk saat ini dipenuhi eceng gondok,” sesalnya.

Kecrut mengaku prihatin menyaksikan kondisi Waduk Cengklik akhir-akhir ini. Selain dipenuhi eceng gondok, sampah-sampah berserakan. Beberapa hari lalu, Kecrut sempat muncul harapan saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Boyolali. Saat itu, ia ingin presiden datang dan menyaksikan kondisi waduk yang merana. “Saya berharap Pak Jokowi ke sini [Waduk Cengklik] dan akan melihat langsung kondisi Cengklik yang merana ini,” akunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya