Solopos.com, WONOGIRI -- Jembatan lama penghubung Wonogiri-Sukoharjo di kawasan Nambangan, Selogiri, Wonogiri, menyimpan banyak kisah di kalangan pengendara maupun warga sekitar.
Dulu sebelum ada petugas pengatur lalu lintas yang berjaga di jembatan lama Nambangan, Wonogiri, kerap terjadi mobil terjebak dan pengemudinya terlibat adu mulut alias bertengkar.
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
Jembatan itu hanya cukup dilewati satu mobil sehingga jika ada dua mobil dari kedua harus bergiliran lewat. Akibatnya, mobil dari dua arah yang melintas di jembatan lama alternatif penghubung Wonogiri-Sukoharjo melalui Nambangan-Nguter, itu cukup sering terjebak di tengah.
Kandungan Detergen yang Disebut Kemenkes Bikin Virus Corona Jadi Rapuh
Kondisi itu membuat pengemudi kedua mobil bertengkar karena tak ada yang mau mundur. Atas hal itu warga sekitar menjadi sukarelawan pengatur lalu lintas di ujung jembatan sejak beberapa tahun lalu.
Pertengkaran pengemudi masih terjadi saat sukarelawan tak ada. Mobil dari kedua arah, barat dan timur, tak bisa melintas di jembatan yang lebarnya hanya 2 meter itu.
Warga sekitar jembatan lama di Nambangan, Wonogiri, yang juga sukarelawan pengatur lalu lintas, Basuki, saat ditemui Solopos.com di jembatan, Senin (16/3/2020), mengatakan sebelum ada sukarelawan, mobil dari kedua arah sering terjebak di jembatan.
3 PDP Corona di Salatiga Sembuh, Tinggal 4 Orang Lagi
Hal itu karena mobil dari kedua arah tetap nekat melaju. Padahal, jembatan tak bisa digunakan untuk melintas dua mobil dari arah berlawanan sekaligus . Pengemudi pun tak pelak bertengkar karena tak ada yang bersedia mundur.
Jembatan Lama Nambangan Akan Direhab Tahun Ini
Kondisi itu merugikan pengguna jalan lain lantaran kendaraan lainnya juga tak bisa melintas. Oleh karena itu Basuki berinisiatif menjadi sukarelawan pengatur lalu lintas agar tidak ada kendaraan yang terjebak di jembatan.
"Setiap hari jalur ini selalu ramai. Kalau lalu lintas tidak diatur bisa-bisa setiap saat ada kendaraan terjebak. Kalau diatur, kalau ada mobil melintas dari arah barat misalnya, mobil dari arah timur bisa dihentikan terlebih dahulu. Begitu sebaliknya,” kata Basuki yang juga Ketua RT 001/RW 002 Dusun Ngepos, Nambangan, itu.
Antisipasi Penyebaran Corona, 4 Objek Wisata di Klaten Ditutup Sepekan
Basuki mendapat informasi jembatan lama di Nambangan, Wonogiri, itu akan direhab tahun ini. Dia mendukung sepenuhnya jika rencana tersebut direalisasikan.
Informasi yang diperolehnya, jembatan itu akan dibuat lebih lebar sehingga mobil dari kedua jalur bisa melintas bersamaan.
Jembatan alternatif penghubung Wonogiri-Sukoharjo melalui Nambangan-Nguter panjangnya lebih kurang 100 meter. Lokasinya di timur jembatan utama penghubung antarkabupaten.
Karanganyar Waspada Corona, 18 Warga Dalam Pemantauan
Pantauan Solopos.com di lokasi, Senin, baliho berbahan plastik berisi informasi jembatan lama akan dibangun terpasang di sisi selatan tak jauh dari jembatan.
Jembatan Baru Nanti Dibuat Lebih Lebar
Baliho menginformasikan proyek jembatan dibangun pada tahun ini. Informasi itu disampaikan Pemerintah Desa (Pemdes) Nambangan.
Kepala Desa (Kades) Nambangan, Suparno, saat ditemui Solopos.com di kantornya, mengakui baliho tersebut dipasang pemerintah desa untuk memberi tahu masyarakat, terutama pengguna jalan yang sering melintasi jembatan, agar ke depan jika proyek direalisasikan tak kaget.
Selain Solo, Ini Kota-Kota di Indonesia Semi Lockdown Akibat Corona
Pemdes memasang baliho setelah mendapat kepastian dari Bupati, Joko Sutopo, bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) akan membangun ulang jembatan lama, beberapa pekan lalu.
Kades menyebut Bupati memberi tahu jembatan baru nanti lebih lebar. Hanya, dia belum mengetahui secara pasti anggaran proyek bersangkutan.
“Jembatan lama akan dibongkar lalu dibangun jembatan baru. Informasinya jembatan baru nanti lebar badan jembatannya 6 meter. Masing-masing sisi ada trotoar selebar 1 meter. Jadi total lebar jembatannya nanti 8 meter,” kata Kades.