SOLOPOS.COM - Ilham Aji Bayu Pratama, 19, bersama orang tua dan adiknya berkumpul di Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri, Minggu (18/3/2018). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Kisah Inspiratif dari Wonogiri, kisah seorang anak pekerja bangunan.

Solopos.com, WONOGIRI — lham berbincang dengan kedua orang tuanya di belakang backdrop acara sosialisasi perekrutan polisi di ajang car free sunday Jl. Pemuda II kawasan dekat Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri, Minggu (18/3/2018) pagi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka duduk di lantai tanpa alas. Remaja 19 tahun pemilik nama lengkap Ilham Aji Bayu Pratama yang mengenakan seragam polisi itu terlihat sangat akrab dengan kedua orang tua dan adik perempuannya.

Mereka tak merasa risih duduk di lantai kotor meski banyak orang berseliweran. Seolah mereka sudah terbiasa dengan kesederhanaan. Sang bapak, Sadiyo Siswanto, 50, menyampaikan hidup sederhana dijalani keluarganya sejak sangat lama.

Ekspedisi Mudik 2024

Warga Kasihan RT 003/RW 013, Kerjo Lor, Ngadirojo, Wonogiri itu hanya seorang pekerja bangunan yang berpenghasilan tak menentu. Sedangkan istrinya, ibu Ilham, Narsi, 40, bekerja di pabrik garmen di Pondok, Ngadirojo. Mereka hanya mengandalkan penghasilan kurang dari Rp3 juta/bulan.

Baca Juga:
Guru Asal Klaten Terapkan Bersih Lingkungan
Tukang Tambal Ban Selamatkan Pelintas Rel Kereta
Kisah Inspira tif Driver Ojol Bantu Bapak-Bapak
Kisah Inspiraratif 8 Pria Inggris Berhaji Sambil Galang Dana

Dengan hidup seperti itu Sadiyo dan Narsi tak pernah menyangka bisa menjadikan si sulung sebagai polisi melalui jalur bintara 2017 lalu. Awalnya banyak orang meragukan Ilham bisa diterima di kepolisian, mengingat Sadiyo dan Narso hanya keluarga sederhana.

Orang beranggapan masuk polisi harus membayar puluhan bahkan hingga ratusan juta rupiah. Namun, Sadiyo tak berkecil hati. Dia merestui Ilham mendaftarkan diri dengan satu catatan. Sadiyo mengatakan tak akan sanggup membayar jika harus membayar puluhan, terlebih ratusan juta rupiah.

“Saya hanya sanggup memberi uang saku Rp200.000 setiap dia menempuh tahapan tes di Semarang. Uang itu untuk beli bensin [bahan bakar sepeda motor] sama makan. Berapa pun lamanya uang sakunya ya segitu,” ulas Sadiyo.

Lolos Seleksi

Tanpa diduga Ilham mengabarkan tak pernah dimintai uang serupiah pun oleh siapa pun saat menjalani tes. Hingga dinyatakan lolos seleksi dan menjalani pendidikan, Ilham tak pernah dimintai uang. Sadiyo juga mengaku tak pernah ada orang yang menawarkan bantuan dan meminta sejumlah uang untuk meloloskan Ilham.

“Punya kenalan polisi satu pun tidak, apalagi kenal pejabat polisi. Sama sekali tidak ada yang menawarkan diri. Saya kenalnya sama semen dan batu bata,” ucap Sadiyo berkelakar.

Dia sangat bersyukur sekaligus bangga anaknya kini menjadi polisi. Dia selalu berpesan agar lulusan SMKN 2 Wonogiri itu bekerja keras dengan hati agar bermanfaat bagi institusi, masyarakat, dan negara.

Kapolres Wonogiri, AKBP Robertho Pardede, menegaskan mengikuti seleksi masuk polisi tanpa dipungut biaya. Dia meminta warga tak ragu-ragu mengikuti seleksi tahun ini. Semua orang memiliki kesempatan yang sama.

Tak ada istilah titipan atau sejenisnya. Tahun ini Polri membuka pendaftaran untuk Akademi Kepolisian (Akpol) dan bintara, April mendatang. “Kalau ada orang mengaku bisa memuluskan masuk polisi dan meminta uang, orang itu bohong. Laporkan kepada kami!” kata Kapolres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya