SOLOPOS.COM - Tim Disnakkan Boyolali mengecek hewan kurban sebelum disembelih pada pelaksanaan Iduladha 1443 beberapa saat yang lalu. (Istimewa/Disnakkan Boyolali)

Solopos.com, BOYOLALI – Pelaksanaan Iduladha di tengah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Boyolali memiliki cerita tersendiri bagi tim Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali.

Mereka bertugas sejak Jumat (8/7/2022) untuk mengecek kesehatan hewan dan menemukan berbagai temuan hewan kurban.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kisah tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Disnakkan Boyolali, Gunawan Andriyanto, saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (12/7/2022).

“Selama kami melakukan cek ante mortem dan post mortem, ada beberapa temuan. Untuk ante mortem, kami sempat menemukan hewan yang belum cukup umur untuk kurban. Maka kami sarankan untuk diganti hewan kurbannya,” terang dia.

Ia mengungkapkan syarat sapi dan kambing dapat menjadi hewan kurban adalah giginya harus sudah powel. Ia menjelaskan, biasanya gigi kambing akan powel setelah satu tahun dan untuk sapi setelah dua tahun.

Baca juga: Penyembelihan Hewan Kurban Diawasi Tim Disnakkan Boyolali, Hasilnya?

Lebih lanjut, ia mengungkapkan pada pemeriksaan ante mortem juga ditemukan hewan ternak yang menunjukkan gejala klinis PMK ringan. Tim Disnakkan Boyolali pun mengatakan hewan dengan gejala PMK ringan masih dapat dijadikan hewan kurban.

“Akan tetapi, sempat kemarin takmir di salah satu masjid memilih berhati-hati dan mengganti hewan kurban. Kami juga merekomendasikan untuk hewan kurban bergejala PMK tersebut dipotong di bagian akhir,” kata dia.

Lebih lanjut, ia mengatakan pengecekan dilaksanakan di masa setelah penyembelihan atau post mortem. Gunawan menceritakan semasa pengecekan post mortem ditemukan hati hewan kurban yang bercacing.

Ia menyarankan untuk para takmir masjid memilih peternak yang mengutamakan kesehatan ternaknya. Gunawan juga mengimbau peternak untuk memberikan obat cacing sebulan bahkan tiga bulan sebelum hewan ternak dijual untuk kurban.

Tim dari Disnakkan Boyolali juga menemukan hewan ternak yang memiliki tiger heart atau kelainan pada paru-paru hewan. Tiger heart mengindikasikan hewan tersebut pernah terjangkit PMK akan tetapi telah sembuh.

Baca juga: Ada Temuan Cacing Hati dan Tiger Heart pada Sapi Kurban di Boyolali

“Kami tidak menemukan hewan kurban dengan gejala PMK yang berat,” kata dia.

Lebih lanjut, Gunawan mengatakan juga menemukan gumpalan darah dalam jantung hewan kurban, ia mengatakan hal tersebut terjadi karena pengeluaran darah belum sempurna saat dipotong sehingga darah menggumpal di dalam jantung atau dalam jaringan yang lain.

Ia menyarankan, saat proses penyembelihan, jagal dapat membiarkan darah ternak keluar selama 15 menit. Penemuan gumpalan darah dalam jantung, lanjut Gunawan, dapat mempengaruhi kualitas daging.

Gunawan juga menceritakan sempat terdapat hewan kurban yang tidak memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). Gunawan mengatakan hal tersebut menjadi catatan untuk Disnakkan Boyolali untuk evaluasi PMK ke depan.

“Saat berkeliling, kami juga melihat takmir yang belum menyiapkan tempat perebusan. Setelah kami edukasi, akhirnya mereka menyiapkan tempat perebusan,” kata dia.

Baca juga: Salat Id di Masjid Ageng Boyolali, Bupati Berharap PMK segera Selesai

Gunawan sendiri mengungkapkan, ada tiga tim yang berkeliling di dalam Kecamatan Boyolali. Untuk daerah lain, ia menjelaskan pengecekan ditangani oleh tim Puskeswan.

Sementara itu, Kepala Disnakkan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, mengatakan ada sekitar 40-an orang yang bertugas mengecek kondisi hewan ternak kurban di masa PMK Boyolali.

“Tim tersebut terdiri dari tim Kesmavet, Keswan [Kesehatan Hewan], UPT, ada juga bantuan dokter hewan koas dari UGM. Untuk pengecekan hewan kami lakukan sampling ke lokasi prioritas yaitu takmir yang sudah mengajukan dan ke lokasi yang penyembelihannya relatif banyak,” kata Lusi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya