SOLOPOS.COM - Tim pemulasaran jenazah membawa peti jenazah dalang Ki Manteb Soedharsono, Jumat (2/7/2021), menuju area pemakaman keluarga, Makam Suwono, Karangpandan, Karanganyar. (Istimewa-warga)

Solopos.com, KARANGANYAR — Anak sulung dalang kondang Ki Manteb Soedharsono, Medhot Sudharsono, menceritakan kisah wayang Werkudara yang mengiringi kepergian sang maestro hingga pemakaman, Jumat (2/7/2021).

Sang maestro beristirahat untuk selamanya di makam keluarga, Makam Suwono, Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar, pukul 13.00 WIB. Makam keluarga tersebut berjarak 50 meter dari rumah duka di Dukuh Sekiteran RT 002/RW 008, Desa Doplang, Karangpandan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Medhot mengenang saat terakhir sebelum bapaknya itu pergi untuk selamanya. Ia mengaku tidak mendapatkan perintah apa pun. “Selama beliau gerah ini, beliau juga tidak paring dhawuh apa-apa. Bapak itu kalau di rumah cenderung diam. Kami yang harus proaktif menanyakan sesuatu, baru beliau ngendika,” katanya.

Baca Juga: Akhir Hayat Dalang Ki Manteb Soedharsono Positif Covid-19: Isolasi Mandiri di Rumah Bareng Istri

Tetapi, Medhot mendapatkan cerita dari adik angkatnya, Bagas Anggara. Dalang Ki Manteb menitipkan pesan atau keinginan agar satu wayang Werkudara mengantarkan jenazahnya ke pemakaman.

“Bagas bilang ke saya katanya kemarin [Ki Manteb] ingin ada satu wayang Werkudara lawas mengantarkan Bapak [ke pemakaman]. Cuma itu saja,” tuturnya.

Medhot mengenang cerita Ki Manteb tentang wayang Werkudara itu. Wayang itu hadiah dari temannya sesama dalang. Saat itu, Ki Manteb mendalang di acara khitanan anak temannya itu.

Baca Juga: Inilah 2 Pertunjukan Wayang Terakhir Dalang Ki Manteb Soedharsono Sebelum Tutup Usia

Wayang Pemberian Teman

“Seingat saya, Bapak pernah cerita [wayang] Werkudara itu dulu Bapak juga dikasih sama teman dalang. Waktu itu Bapak disuruh temannya itu mendalang di acara khitanan putranya. Bapak tidak dikasih apa-apa [bayaran]. Dikasih Werkudara itu,” ucapnya.

Kondisi wayang Werkudara yang kemudian mengiringi dalang Ki Manteb sampai pemakaman tersebut kala itu belum disungging (belum diwarnai). Wayang tokoh Werkudara itu, kata Medhot, selalu dibawa Ki Manteb saat pentas di mana pun.

Baca Juga: Detik-Detik Terakhir Dalang Ki Manteb Soedharsono: Ngobrol Sama Cucu di Rumah

“[Saat diberikan] masih kondisi belum disungging. Akhirnya disungging terus dipakai sampai sekarang. Werkudara itu setiap kali Bapak pentas pasti selalu dipakai. Dalam kondisi pentas apa pun. Pentas biasa di kampung, pentas ritual ruwatan juga dipakai. Saat pentas Brotoyudo 24 jam di Semarang juga pakai itu. Bapak bilang ‘saya kalau Brotoyudo kalau enggak pakai ini kurang puas,” ungkapnya.

Keluarga memenuhi permintaan terakhir Ki Manteb. Wayang Werkudara dibawa salah satu petugas mengenakan APD saat jenazah dalang maestro itu diberangkatkan menuju pemakaman. Wayang Werkudara itu mengiringi sang dalang menuju peristirahatan terakhir.

Sebagaimana diinformasikan, dalang kondang Ki Manteb Soedharsono meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri di rumahnya karena positif Covid-19, Jumat (2/7/2021). Jenazah sang maestro dimakamkan dengan protokol kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya