SOLOPOS.COM - Kontet Hariyanto (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN—Kontet Hariyanto, warga Dukuh Karangan RT 001/RW 004, Desa Pasung, Kecamatan Wedi, dikenal sebagai dalang wayang kardus di daerahnya sejak 2018. Kecintaanya terhadap wayang kulit telah mengantarkan ayah dari satu anak ini memodifikasi cerita ketoprak ke dalam wayang kardus.

Sejak kecil, Kontet Hariyanto memang hobi menonton wayang kulit. Dalang yang paling disukainya di antaranya Ki Anom Suroto dan mendiang Ki Manteb Soedharsono.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat di bangku sekolah, Kontet Hariyanto tertarik dengan cerita pewayangan. Hingga akhirnya, pria lulusan SMA ini mulai berkreasi membikin wayang sendiri dari kardus bekas.

Baca Juga: Innalillahi, Sesepuh Dalang Klaten Ki Tomo Pandoyo Meninggal Dunia

Ekspedisi Mudik 2024

Dengan sabar dan tekun, Kontet Hariyanto mengumpulkan kardus bekas yang ada di lingkungan sekitarnya untuk dijadikan sebagai bahan baku membuat wayang kardus. Wayang kardus bikinannya, disesuaikan dengan tokoh di dunia pewayangan atau pun tokoh baru yang diciptakannya.

“Wayang kardus saya ada yang terbuat dari kardus bekas mi instan, ada juga yang terbuat dari karton biasa. Tokoh-tokohnya tak hanya di wayang purwo. Tapi saya juga membikin tokoh setan, hewan, hingga tubuh manusia berkepala kerbau. Wayang kardus seperti ini, hanya saya yang membikin,” kata Kontet Hariyanto, saat ditemui Solopos di rumahnya di Dukuh Karangan RT 001/RW 004, Desa Pasung, Kecamatan Wedi, Jumat (28/1/2022).

Kontet Hariyanto mulai berkarier sebagai dalang wayang kardus pada 2018. Saat itu, para tetangga di desanya nanggap Kontet Hariyanto. Suami dari Winarti ini menampilkan wayang kardus berjudul Penangsang Gugur. Pentas wayang kardus di desanya itu juga didukung penuh Sumarsono, kepala desa (kades) di Pasung.

Baca Juga: Curhatan Sedih Dalang Klaten, Jual Mobil Hingga Tanah Demi Hidup Selama Pandemi

“Dari pentas perdana itu, saya diundang ke desa lainnya. Bahkan pernah ditanggap hingga empat kali dalam satu bulan. Waktu terus berjalan, hingga akhirnya muncul pandemi Covid-19. Sejak ada virus corona sampai sekarang, saya tak pernah pentas lagi. Pernah ada permintaan pentas, tapi saya tolak karena masih berlangsung pandemi. Doa saya, semoga pandemi Covid-19 segera berakhir,” kata Kontet Hariyanto.

Jauh sebelum Kontet Hariyanto dikenal sebagai dalang wayang kardus, Kontet Haryanto merupakan seorang penggarap sawah seluas satu patok milik tetangganya. Di awal 2000, Kontet Hariyanto pernah cekcok dengan istrinya karena Kontet Hariyanto saat itu hampir tiap hari hanya membikin wayang kardus.

“Di awal 2000 itu, istri saya pernah membakar kardus yang saya buat. Saya pun sempat marah. Tapi setelah dua hari, saya dan istri baikan lagi. Terus di 2018 itu mulai ada tanggapan dan saya bisa memperoleh uang dari wayang kardus ini. Saat itu, istri ikut senang. Saat sekarang, kondisi kembali sepi karena pandemi Covid-19. Saya pun kembali nggarap sawah lagi [istri bisa memahami karena sedang berlangsung pandemi Covid-19],” katanya.

Baca Juga: Di Klaten, Limbah dan Sampah Disulap Jadi Wayang hingga Rumah

 

Gandeng Seniman Lain

Kontet Hariyanto mengatakan setiap menggelar pentas wayang kardus, dirinya selalu menggandeng seniman lain. Hal itu termasuk penabuh kendang, penyanyi, pemain organ, pelawak, dan tukang sound system.

“Saat pentas itu, saya memikirkan rakyat kecil. Makanya, tanggapan saya itu relatif terjangkau di kalangan rakyat kecil. Saya ingin memberikan hiburan ke rakyat juga. Di dalam lakon wayang kardus itu, saya juga menyelipkan dakwah, hasil pembangunan pemerintah, dan informasi lainnya ke warga. Ini cara saya menghibur rakyat,” katanya.

Kepala Dusun (Kadus) II Desa Pasung, Kecamatan Wedi, Sentot Widiyanto, mengatakan pengembangan desa agrowisata di daerahnya akan dilengkapi dengan rest area wisata yang juga bisa menjadi sentra seni dan budaya. Lokasi yang akan dijadikan sebagai pusat kegiatan budaya itu berada di bekas SDN 2 Pasung.

Baca Juga: Desa Jombor Klaten Dulu Dikenal Gudang Pengrawit Dalang Ki Narto Sabdo

“Di Pasung juga ada wayang kertas [menjadi potensi pengembangan seni dan budaya untuk mendukung dunia wisata di Pasung],” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya