SOLOPOS.COM - Ilustrasi miras khas Semarang, Congyang. (Instagram)

Solopos.com, SEMARANG — Sebagian besar warga Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), pastilah tidak asing dengan minuman Congyang. Bahkan, Congyang kerap disebut-sebut sebagai minuman keras ata miras khas Semarang, layaknya Ciu dari Bekonang, Sukoharjo.

Kendati demikian, Congyang dikemas lebih elegan daripada Ciu. Jika Ciu biasanya dijual dalam botol mineral, Congyang dijual dalam botol kaca yang diberi label bergambar tiga orang berpakaian tradisional Tiongkok.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Meski demikian, Congyang kerap dikonotasikan sebagai hal-hal yang negatif. Hal ini dikarenakan minuman dari Semarang ini mampu membuat konsumennya mabuk hingga hilang kesadaran, layaknya miras pada umumnya.

Sejarah keberadaan minuman Congyang ini tak terlepas dari sosok warga keturunan Tionghoa, Koh Tiong, yang tinggal di kawasan Wotgandul, Pencinan, Kota Semarang, pada tahun 1980 silam.  Minuman ini memiliki rasa manis di awal dan kecut di ujung. Hal ini disebabkan fermentasi beras yang menjadi bahan utama pembuatan minuman keras atau miras dari Semarang ini.

Sebagai minuman yang lahir di kawasan Pecinan, beberapa menyebut Congyang sebagai produk akulturasi budaya Tionghoa di tanah Jawa, khususnya Kota Semarang.

Baca juga: Khong A Djong, Legenda Kungfu Semarang yang Kisahnya Mirip Master Wong

“Semarang itu dulu merupakan kota pelabuhan yang punya jaringan perdagangan hingga China, sama seperti Lasem dan Tuban. Nah, fermentasi itu, kemudian tradisi orang China, yaitu Congyang. Nama Congyang kala itu juga lebih dikenal dibanding minumal beralkohol lainnya,” ujar Pengamat Sejarah dari Universitas Negeri Semarang (Unnes), Wasino, kepada Solopos.com, Rabu (22/6/2022).

Meski demikian, sebelum munculnya Congyang, di Semarang juga pernah muncul minuman yang hampir serupa dengan nama Adjong. Minuman ini lahir dari seorang maestro pengobatan tradisional China yang dulu sangat terkenal di Kota Semarang, yakni Khong A Djong.

Meski demikian, minuman Adjong ini sebenarnya dibuat dengan tujuan sebagai minuman kesehatan. Namun, banyak warga yang menyalahgunakan sehingga lambat laun dihentikan produksinya.

Setelah era minuman Adjong berakhir, muncul Congyang yang dibuat Koh Tiong dari kawasan Wotgandul, Pecinan Semarang. Minuman ini kali pertama diproduksi di sebuah rumah, yang letaknya dekat dengan Kelenteng Siu Hok Bio di Jalan Wotgandul.

Baca juga: Nekat Bawa Miras Ke Stadion Manahan Solo, Suporter Ditangkap Polisi

Minuman ini dikemas dalam botol dengan diberi label kertas yang bergambar tiga orang berpakaian tradisional Tionghoa. Atas dasar itu pulalah, banyak yang kemudian menyebut Congyang sebagai minuman Cap Tiga Orang atau Cap Tiga Dewa.penak [biar mengobrolnya jadi asyik], ” ujar Rizal, seorang penikmat minuman Congyang di Semarang, Kamis (23/6/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya