SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)–Malam 1 Sura atau Tahun Baru Hijriyah 1943 diperingati masyarakat Kabupaten Boyolali dengan menggelar ritual Sedekah Gunung Merapi di wilayah Kecamatan Selo, Kamis (17/12).

Namun sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini, dalam rangkaian ritual sedekah gunung itu dilakukan Kirab Mahesa atau kerbau yang akan digunakan dalam ritual tersebut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Menurut keterangan Kepala Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Sumardi, dalam rangkaian acara Sedekah Gunung Merapi, pada siang harinya dilakukan Kirab Mahesa dari lapangan Selo menuju Joglo Merapi yang berjarak sekitar 1 kilometer (km). Kirab Mahesa tersebut diiringi delapan kelompok kesenian tari yang ada di Selo.

“Kirab Mahesa ini memang baru kali pertama diadakan dalam ritual Sedekah Gunung Merapi di Boyolali. Kalau biasanya hanya kepala kerbau saja, tapi dalam penyelenggaraan sedekah gunung kali ini menggunakan kerbau yang masih hidup. Hal ini dimaksudkan agar niat dari penyelenggaraan acara sedekah gunung ini bisa lebih menjurus. Dan kami berharap semoga ini bisa berlangsung terus pada tahun-tahun berikutnya,” ungkap Sumardi saat dikonfirmasi Espos, Jumat (18/12).

Sumardi menuturkan acara kirab pada Kamis tersebut dibuka oleh Wakil Bupati (Wabup) Boyolali, Seno Samodro. Bahkan Wabup sempat menunggang kerbau tersebut sebelum dikirab. Setelah dikirab, Sumardi mengatakan kerbau itu kemudian dibawa ke rumah ketua RT setempat untuk disembelih. Selanjutnya, daging kerbau itu kemudian dibagikan kepada warga, sedangkan kepala kerbau digunakan untuk sedekah gunung.
“Kepala kerbau kemudian ditanam di Pasar Bubrah, yang berlokasi di wilayah puncak Gunung Merapi,” imbuh Sumardi.
 
Ditambahkan Sumardi, pelaksanaan Sedekah Gunung Merapi dilakukan pada malam harinya, yakni dengan menggelar acara larung sesaji kepala kerbau di Puncak Gunung Merapi. Acara tersebut, lanjutnya, dihadiri ribuan warga di lereng gunung Merapi dan Merbabu dan sekitarnya, termasuk para pejabat Pemkab Boyolali, wisatawan lokal hingga turis asing.

Menurut Sumardi, acara ritual sedekah gunung dimaksudkan sebagai tolak bala agar masyarakat yang bermukim di sekitar Gunung Merapi dapat terhindar dari semua bahaya gunung teraktif di Indonesia tersebut. Selain itu, masyarakat berharap dalam hal bercocok tanam juga diberi kemudahan dan limpahan rejeki.

sry

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya