SOLOPOS.COM - Sejumlah PKL di Jl. Mataram kawasan Malioboro mengumpulkan barang berharga dari bekas kios lama, Jumat (28/1/2022) pagi.

Solopos.com, YOGYAKARTA — Deretan kios legendaris di kawasan Malioboro, tepatnya Jl. Mataram Kelurahan Suryatmajan, Kemantren Danurejan, Kota Yogyakarta lengang.

Pemandangan yang tak biasa di ring satu Kawasan Malioboro. Belasan kios legendaris di kawasan ini menjajakan sepatu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kios-kios di Jl. Mataram tersebut menjadi rujukan pembeli yang menginginkan sepatu keren tapi murah. Harganya jauh dibandingkan toko sepatu.

Baca Juga : Sultan Jogja Harus Menunggu 18 Tahun untuk Merelokasi PKL Malioboro

Ratusan pasang sepatu yang biasanya ditata berjejer di sepanjang trotoar tak lagi ditemukan, sejak Kamis (27/1/2022) sore. Kini, deretan kios itu tinggal kenangan.

Harian Jogja berjalan-jalan di koridor itu Jumat (28/1/2022) pagi. Kios-kios tanpa pintu. Semua rolling door sudah dilepas.

Beberapa pedagang kaki lima (PKL) Malioboro sedang mengemasi sejumlah barang berharga. Mereka mengambil papan kayu yang mungkin bisa dimanfaatkan.

Baca Juga : Begini Penampakan Lapak Baru PKL Malioboro di Gedung Eks Bioskop Indra

Ada juga yang menggulung kabel instalasi dan mencopot bohlam panjang. Lampu yang menjadi andalan PKL Malioboro kala berjualan malam hari.

Salah satu PKL Malioboro di Jl. Mataram, Veronica, menjelaskan mulai berjualan sepatu di kawasan tersebut sejak 1998 silam. Hampir 24 tahun ia berniaga di kawasan Malioboro sepanjang Jl. Mataram.

Dari awal merintis usaha hingga saat ini kawasan tersebut terkenal sebagai kawasan sepatu murah Jl. Mataram Jogja.

Baca Juga : Malioboro Tanpa PKL Dimulai Hari Ini, Piye Perasaanmu Dab?

“Sebelum jualan sepatu, dulu sempat buka warung, jual rokok, dan lain-lain. Mulai [jual] sepatu sekitar 1998. Lalu, kawasan ini antara 1999 sampai 2000-an sudah jualan sepatu semua,” katanya saat ditemui di sela-sela mengemasi barangnya di bekas kiosnya Jl. Mataram, Jumat.

Ia mengaku bersyukur karena hasil berjualan sepatu di Jl. Mataram itu untuk menyekolahkan anaknya hingga kini lulus perguruan tinggi.

“Sebenarnya banyak suka duka di sini, tetapi yang masih tetap paling bersyukur. Saya punya anak tiga. Semua berhasil bisa menyelesaikan SE [Sarjana Ekonomi] satu dan Insinyur dua [anak], dari jualan sepatu,” ujar warga Suryatmajan, Kota Yogyakarta ini.

Baca Juga : Besok, PKL Malioboro Mulai Proses Relokasi ke Tempat Baru

Harapan di Tempat Baru

Kini, ia dan PKL Malioboro lain tak lagi bisa menempati kios tersebut. Mereka harus segera pindah ke Teras Malioboro 1 atau Gedung Eks Bioskop Indra.

Jika ditanya kecewa atau tidak? Tentu jawaban Vero, sapaan akrabnya, tentu kecewa. Akan tetapi, ia menaruh harapan besar setelah dipindah nanti menjadi lebih baik.

Vero mengenang masa-masa sebelum pandemi dan berjualan di kawasan Malioboro itu. Dalam semalam, ia bisa meraih omzet Rp10 juta ketika ramai dan sebelum pandemi Covid-19.

Baca Juga : Malioboro akan Dilengkapi Museum Jogja Masa Lalu dan Masa Depan

Uang hasil penjualan tentu meningkat pada kios lain yang lebih lengkap dan letaknya strategis.

“Jujur, pada dasarnya pedagang agak kecewa. Kalau di sini sudah di pinggir jalan, orang lewat langsung bisa memilih. Apalagi kalau liburan sekolah, banyak membutuhkan. Harapannya setelah di Indra [lokasi baru] nanti menjadi lebih baik dari di sini,” katanya.

Ia bersama PKL lain akan menempati lantai 3 Teras Malioboro 1. Vero dan PKL Malioboro lainnya memilih memindahkan barang secara mandiri meskipun pemerintah menawarkan jasa.

Baca Juga : Sultan HB X Pastikan PKL Malioboro Pindah Mulai 26 Januari 2022



Sejumlah PKL Malioboro menyampaikan masih akan melihat kondisi lapak yang disiapkan pemerintah di lokasi baru. Apabila memungkinkan, PKL Malioboro akan memodifikasi sesuai kebutuhan.

Menurut mereka kondisi lapak yang baru saat ini belum memadai. Mereka terkendala saat menata barang yang dipajang maupun disimpan.

“Kalau menempati Indra [lokasi baru], kami menyesuaikan. Sebagian di antara kami sudah ada yang masuk [menyimpan barang] gudang. Cuma kalau untuk memulai berdagang sih masih menunggu teman yang lain.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya