SOLOPOS.COM - Ilustrasi Peta Pulau Jawa. (Twitter)

Solopos.com, SOLO – Pakar Javanologi Ir Tukimin Wisanggeni mengatakan kondisi Pulau Jawa kini sudah rapuh dan renta. Saat ini Pulau Jawa masih bisa bertahan karena kekuatan spirit manusia agung yang tinggal di sana.

Taufiq Al Makmun, seorang peneliti dan anggota peer group di Institut Javanologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menyebut javanologi sebagai kajian wilayah yang mengembangkan identitas lokal sebagai inti kajian dengan melihat Jawa tidak hanya melalui pembedahan dan kajian kitab-kitab saja, tetapi lebih melihat Jawa sebagai suatu budaya yang tumbuh melekat dengan perkembangan masyarakatnya yang meliputi ilmu-ilmunya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dengan demikian javanologi merupakan sebuah harapan untuk memberi akses dan jembatan kepada generasi mendatang yang kian jauh dari produk-produk budaya Jawa baik itu ideofact maupun artefact.

Baca juga: Gawat! Pekalongan Diprediksi Tenggelam dalam 15 Tahun

Dikutip dari Okezone, Sabtu (15/5/2021), berdasarkan pandangan Javanologi, Ir Tukimin Wisanggeni yang menjadi petualang metafisik, meneropong di bawah permukaan bumi pulau Jawa. Dia melihat di kedalaman 100 km bawah tanah Pulau Jawa terdapat rongga dan rekahan yang membuatnya rapuh.

Rongga itu terisi berbagai jenis partikel cair berbagai partikel cair maupun semi padat dengan daya kekuatan yang saling menarik dan menekan yang sangat kuat.

Baca juga: Wahana Baru Umbul Ponggok Klaten Bikin Pengunjung Serasa Jadi Iron Man

Peninggalan Atlantis

Dia menambahkan Pulau Jawa adalah sebuah pulau tua yang dulu menyatu dengan Sumatra. Pulau ini adalah sisa peninggalan zaman atlantis pada ribuan tahun yang lalu.

Jawa sebelumnya merupakan bagian dari Benua Atlantis yang telah tenggelam. Peristiwa itu karena proses evolusi alam dengan segala masalah kondisi fisik maupun metafisik.

Kondisi alam fisik bagian Pulau Jawa yang sudah renta dan rapuh sekarang lebih parah, karena tidak didukung kekuatan dan energi jiwa kasih.

“Dalam kehidupan telah diwarnai dengan berbagai bentuk pertentangan dan pertikaian yang dipelopori para pemimpin bangsa,”tegas Tukimin.

Baca juga: Pulau Jawa Rapuh, Banyak Rongga & Rekahan di Bawah Tanah

Struktur alam yang tampak perkasa ternyata tak berdaya menopang dirinya tanpa dukungan spirit yang tulus dari manusia yang tumbuh di atasnya.

Padahal manusia telah mengambil inti sari energinya menjadi tubuh fisik manusia yang terus berkembang menyatu bersinergi dengan kekuatan serta energi ruh dan jiwanya.

Maka alam akan hancur berantakan melalui proses bencana alam seperti gempa bumi dan meledaknya gunung berapi. Ketidaktahuan manusia berbuat kesalahan dan bertentangan dengan hukum alam juga menimbulkan bencana antara lain keluarnya lumpur panas di Porong. Serta muncul banyak jenis bibit penyakit yang mematikan.

Pandangan tersebut menunjukkan bahwa kondisi alam sangat bergantung pada diri manusia yang menghuni. Jika manusia terus menerus berbuat kerusakan, maka kondisi alam seperti di Pulau Jawa yang sudah rapuh akan semakin rusak. Begitu pula sebaliknya, jika dirawat dengan baik, maka alam akan memberikan manfaat kepada manusia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya