Solopos.com, SRAGEN — Setiap pengunjung di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen wajib memindai QR Code pada aplikasi PeduliLindungi yang ditempel di setiap pintu masuk bangsal. Bila tidak bisa memindai maka pengunjung wajib menunjukkan kartu vaksin kepada petugas. Tanpa dua cara itu maka pengunjung dilarang menjenguk pasien di RSUD Sragen.
Kebijakan tersebut merupakan upaya pengetatan dan antisipasi persebaran Covid-19 di RSUD Sragen.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Wakil Direktur Pelayanan Mutu RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, Joko Haryono, saat ditemui wartawan, Senin (29/11/2021), menunjukkan tempat memindai QR Code PeduliLindungi di pintu masuk bangsal VIP.
“Setiap pengunjung wajib memindai kode batang itu. Dalam 1-2 bulan ke depan kami masih tahap sosialisasi kepada warga. Setelah dua bulan, maka kami berlakukan aturan itu dengan tegas. Hampir semua pelayanan di RSUD sudah ada kode akses cepat PeduliLindungi,” ujarnya.
Baca Juga: Baru Masuk RS, Sejumlah ASN di Sragen Dapat Kejutan di Hari Korpri
Direktur RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, Didik Haryanto, menyampaikan pihaknya juga melakukan screening pasien tertentu yang mengarah pada gejala Covid-19. Dia menerangkan status pandemi Covid-19 belum dicabut sehingga standar operasional prosedur (SOP) dalam penanganan pasien masih tetap berjalan.
“Kondisi sekarang ruang ICU [intensive care unit] Covid-19 tak ada pasien. Di ruang isolasi Covid-19 pun hanya diisi pasien suspect. Sementara pasian non Covid-19 belum menunjukkan grafik meningkat karena masih banyak masyarakat yang takut ke rumah sakit. Penataan SDM [sumber daya manusia] sudah dikembalikan pada awal sebelum pandemi,” ujarnya.
Didik menerangkan untuk menyikapi SOP Covid-19 itu diterapkan bagi pasien yang dicurigasi mengarah ke Covid-19. Dia mengatakan bila ada indikasi kecurigaan ke Covid-19 maka diberlakukan screening dengan swab test.
Baca Juga: Sistem Merit Hilangkan Lelang Jabatan di Pemkab Sragen
“Sebenarnya pasien Covid-19 itu sekarang kelihatan karena sejak awal masuk ada skor awal untuk menentukan seorang pasien suspect Covid-19 atau tidak. Jumlah pasien non Covid-19 hanya 130 orang dari kapasitas 300 orang. Kami berharap dengan penyikapan itu masyarakat tidak takut ke RSUD,” jelasnya.