SOLOPOS.COM - Aksi pemain Pacific Caesar Surabaya, Pek King Dhay (kanan) berusaha memasukkan bola dibayangi pemain Stadium Jakarta Evin Hadi dalam laga Flexi NBL Indonesia di Sritex Arena, Solo, beberapa waktu lalu. (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)

Aksi pemain Pacific Caesar Surabaya, Pek King Dhay (kanan) berusaha memasukkan bola dibayangi pemain Stadium Jakarta Evin Hadi dalam laga Flexi NBL Indonesia di Sritex Arena, Solo, beberapa waktu lalu. (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)

SOLO—Pemain basket Pacific Caesar Surabaya, Pek King Dhay siap bereuni dengan mantan pelatihnya, Eddy Santoso di kompetisi National Basketball League (NBL) musim depan.

Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

Eddy telah resmi mengingkat kontrak untuk menjadi pelatih Pacific mulai musim depan menggantikan pelatih asal Philipina, Arturo Cristobal yang tak memperpanjang kontraknya. Mantan pelatih Bimasakti itu pun tentu bukan sosok yang asing di mata King Dhay, begitu pula sebaliknya. Pasalnya, kedua pemain dan pelatih itu pernah bekerja sama sewaktu membela Bhinneka Solo, sekitar 2007.

Ekspedisi Mudik 2024

“Saya memang pernah sama-sama dengan coach Eddy sewaktu di Bhinneka. Dan kami dipertemukan kembali di Pacific,” jelas King Dhay saat ditemui Solopos.com di Sritex Arena Solo, Senin (20/8/2012).

Di usianya yang sudah menginjak 34 tahun, King Dhay tergolong pemain senior di Pacific. Meski sudah mengenal betul Eddy, dengan usianya itu, mantan pemain CLS Knights Surabaya tersebut tidak yakin masih akan menjadi pilihan utama untuk dipasang sebagai starter.

“Di musim lalu, ketika masih di bawah arahan coach Bay [sapaan Arturo Cristobal], saya memang masih cukup sering menjadi starter. Tapi enggak tahu nanti dengan adanya pergantian pelatih ini. Apalagi usia saya sudah tidak muda lagi,” papar King Dhay.

Disinggung mengenai karakter yang dimiliki Eddy, King Dhay sendiri sangat kesulitan untuk menggambarkan secara spesifik. Tapi yang pasti, lanjutnya, Eddy merupakan salah satu tipe pelatih yang menjunjung kedisiplinan.
“Setiap pelatih punya karakter sendiri-sendiri. Mereka juga menerapkan kedisiplinan dengan caranya masing-masing,” urainya.

Kontrak King Dhay di Pacific sendiri tinggal menyisakan satu musim. Selepas menyelesaikan kontraknya untuk musim depan, pria yang berdomisili di Solo itu mulai menggagas untuk pensiun dari lapangan, agar bisa lebih berkosentrasi pada keluarga dan usaha pembuatan jersey basket yang ia rintis di Solo.

“Bisa saja setelah musim depan saya akan pensiun, karena ingin fokus ke hal lain. Kalau pun ada tawaran kontrak baru, lihat saja nanti. Memang masih belum pasti. Yang penting saya harus memberikan yang terbaik dulu bagi Pacific di musim depan. Ini tahun kedua saya di Pacific dan mungkin akan jadi tahun terakhir,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya