SOLOPOS.COM - Ilustrasi logo OJK (Hukumonline.com)

Kinerja perbankan Solo, OJK mewaspadai kredit perbankan untuk pembiayaan politik selama pilkada.

Solopos.com, SOLO--Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo meminta Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mewaspadai penyaluran kredit untuk kegiatan politik selama masa kampanye pemilihan kepala daerah (pilkada). Hal ini dinilai dapat memperburuk kinerja BPR di Soloraya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala OJK Solo, Triyoga Laksito, mengatakan bank harus berhati-hati dalam menyalurkan kredit selama masa pilkada. Hal ini karena dana kredit BPR berpotensi digunakan oleh pasangan calon (paslon) kepala daerah maupun tim sukses untuk membiayai kampanye yang dapat menyebabkan kinerja menurun. OJK pun berupaya mengantisipasi supaya dana kredit BPR tidak dimanfaatkan untuk kegiatan politik dengan melakukan sosialisasi dan imbauan.

“Penggunaan kredit memang bisa diketahui kalau digunakan untuk kegiatan politik biasanya 3 bulan-6 bulan setelahnya, disaat angsuran macet sehingga menyebabkan kinerja BPR menurun,” ungkap Yoga saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (23/11/2015).

Dia mengatakan penyaluran kredit harus berdasarkan analisis yang benar dengan menerapkan prinsip 5 C, yakni character (karakter), capital (modal), capacity (kemampuan mengembalikan utang), collateral (jaminan), dan condition (situasi dan kondisi).
Hal ini untuk mengurangi risiko non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah.

Menurut dia, meski kredit tersebut memiliki agunan belum menjamin tidak akan menganggu kinerja perbankan karena lelang barang agunan juga tidak mudah. Namun dia mengatakan NPL dari 74 BPR dan 8 BPRS masih cukup baik, yakni masing-masing 8,19% dan 10% hingga September.

Kredit BPR Soloraya tumbuh positif, bahkan melebihi capaian nasional, yakni 10,9%. Hal ini berimbas pada pertumbuhan aset sebanyak 8,31% mendekati kinerja nasional, yakni 8,47%. Kinerja BPR juga dinilai baik karena mampu melebihi target minimal capital adequacy ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal 8%, yakni 22,34% yang menunjukkan fundamental baik. Tingkat keuntungan atau return on asset (ROA) juga baik, yakni dari Desember 2014 2,29% menjadi 2,34% hingga September.

Menurut Wakil Kepala OJK Solo, Bambang Triono, pertumbuhan ini hampir terjadi di semua BPR, meski ada beberapa di antaranya yang stagnan. Namun hal tersebut tergantung dengan rencana kerja karena ada kemungkinan BPR fokus untuk berbenah karena adanya pergantian direksi atau pemilik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya